Rabu 26 Jun 2024 14:00 WIB

PGE Tegaskan Komitmen Percepat Transisi Energi

Geotermal juga bisa menjadi pendorong industri pariwisata.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Wilayah kerja PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong.
Foto: Dok PGE
Wilayah kerja PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Geothermal Energy (PGE) menegaskan komitmennya untuk mempercepat langkah Indonesia dalam melakukan transisi ke energi bersih. Agar transisi energi berjalan cepat, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan perseroan dalam memajukan ekosistem kebijakan yang ramah terhadap energi baru dan terbarukan, terutama geotermal.

Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini mengaakan, geotermal adalah energi masa depan. "Tidak hanya bagi Pertamina Group, tetapi juga bagi Indonesia. Kita perlu untuk unlock potensi sumber daya yang melimpah tersebut. Mari bersama-sama memajukan iklim kebijakan investasi ke arah yang lebih baik, yaitu menuju transisi ke energi bersih," kata Emma saat membuka agenda kunjungan ke PGE Area Lahendong, akhir pekan lalu, berdasarkan siaran pers, Selasa (26/5/2024).

Baca Juga

Ia mengapresiasi PGE Area Lahendong yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang, yang tidak hanya baik untuk lingkungan dan masyarakat, tetapi juga menjadi kesempatan investasi yang baik. Pernyataan ini disampaikan ke delegasi investor yang mengikuti kegiatan Pertamina Investor Day 2024.

Pertamina menyampaikan, dalam kegiatan itu Pertamina berinteraksi dengan para investor melalui beberapa kegiatan seperti earning calls, forum dialog, dan kunjungan ke beberapa area operasi Pertamina, salah satunya ke PGE Area Lahendong.

Delegasi juga diajak mengunjungi area Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Lahendong yang memiliki kapasitas produksi hingga 120 MW dari 6 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang berkontribusi hingga 30 persen pada kebutuhan listrik Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).

Delegasi juga berkesempatan mengunjungi Lao-Lao Geothermal Park yang merupakan kolam pemandian air panas pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi panas bumi secara langsung.  Lao-Lao Geothermal Park menunjukkan geotermal tidak hanya memiliki potensi besar sebagai tulang punggung energi hijau dalam transisi energi nasional, tapi juga dapat menjadi pendorong industri pariwisata (beyond electricity).

PGE Area Lahendong juga berencana mengembangkan bisnisnya melalui berbagai inisiatif sumber pendapatan baru, seperti penambahan unit yang diproyeksikan menambah kapasitas hingga 150 MW di tahun 2026 dan 200 MW di tahun 2029, serta skema bisnis baru melalui kemitraan strategis. Beberapa inisiatif, yaitu process heat and geo-agribusiness, Lao-Lao Geothermal Park, dan green hydrogen, akan berkontribusi sebagai sumber pendapatan baru perusahaan.

PGE mengembangkan Green Ecosystem dalam mendukung tujuan-tujuan ESG melalui berbagai program CSR, seperti program Mapalus Tumompaso di PGE Area Lahendong. Penerapan Green Ecosystem sendiri berhasil mereduksi limbah hingga 16,3 ton per tahun dan menurunkan emisi hingga 4.654,7 ton CO2 per tahun. Komitmen ESG melalui berbagai inisiatif PGE Area Lahendong dibuktikan dengan raihan PROPER Emas pada tahun 2023.

Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio menegaskan berbagai inisiatif PGE dalam menegakkan aspek ESG merupakan langkah proaktif perusahaan dalam mengoptimalkan sumber energi baru dan terbarukan, menurunkan emisi, dan menerapkan praktik operasi yang bertanggung jawab.

“Sektor energi terbarukan, terutama geotermal, merupakan kesempatan investasi yang potensial untuk masa depan yang lebih hijau. PGE tidak hanya mendukung aspirasi nol emisi nasional, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menjaga lingkungan secara positif dan berkelanjutan,” kata Yurizki Rio.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement