Ahad 30 Jun 2024 04:31 WIB

Tawuran di Bassura Jaktim Diduga Sengaja Dilakukan demi Konten Medsos

Lurah menyatakan yang tawuran bukan warga Cipinang Besar Utara.

Rep: Bayu Adji P / Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Anak Sekolah Tawuran
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Anak Sekolah Tawuran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tawuran yang terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, kembali terjadi pada Kamis (27/6/2024). Padahal, deklarasi damai sudah dilakukan antara warga di wilayah itu.

Lurah Cipinang Besar Utara Agung Budi Santoso mengaku bingung dengan aksi tawuran yang kembali pecah di wilayahnya beberapa hari lalu. Pasalnya, antara warga RW 1 dan RW 2 Kelurahan Cipinang Besar Utara sudah tidak memiliki masalah satu sama lain.

"Masalahnya enggak jelas sampai sekarang. Saya juga bingung. Kalau kita pertemukan mereka (bilang) enggak ada masalah apa-apa," kata dia saat dihubungi Republika, Sabtu (29/6/2024).

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat di wilayah masing-masing. Namun, tidak ada yang tahu pasti masalah penyebab tawuran di kawasan Bassura itu kembali terjadi.

"Kebetulan tempatnya di sana (Bassura). Karena beberapa kali kami pertemukan (warga), warga juga bingung masalahnya apa," ujar dia.

Agung justru menduga, aksi tawuran itu sengaja dilakukan pihak dari luar wilayahnya. Tujuannya menurut dugaan Agung tak lain hanya untuk membuat konten dan mendapatkan keuntungan. Pasalnya, mayoritas pelaku tawuran itu adalah warga dari luar Kelurahan Cipinang Besar Utara.

Ia menambahkan, aksi tawuran dilakukan beberapa kelompok yang sudah berjanjian melalui media sosial. Artinya, sebelum tawuran terjadi, para pelaku sudah berjanjian melalui media sosial. Bahkan, para pelaku juga melakukan siaran langsung (live) melalui media sosial saat tawuran berlangsung.

"Yang saya tangkap, (mereka) cari konten aja. Bukan perebutan lahan atau apa. Itu enggak ada," kata Agung.

Kendati demikian, Agung mengatakan, pihaknya tetap akan melalukan antisipasi agar tawuran tidak kembali terjadi di wilayahnya. Salah satunya dengan membuat posko penjagaan.

"Sekarang kan sudah ada posko. Kami jaga saja sementara ini, baik dari unsur TNI/Polri sama Satpol PP, bersama warga, kami bikin untuk ronda, jaga bareng-bareng," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement