Ahad 30 Jun 2024 17:00 WIB

Sekjen PBB: Dunia Gagal Capai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Negara dengan ruang fiskal terbatas merasa sulit berinvestasi di sektor penting.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Warga melihat papan informasi SDGs di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Warga melihat papan informasi SDGs di Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan perang dan kekurangan dana menghambat kemajuan target-target yang ditetapkan dalam tujuan pembangunan PBB. Salah satu targetnya adalah penanggulangan perubahan iklim.

Pada 2015, negara anggota PBB mengadopsi 17 target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk dicapai pada 2030. Selain perubahan iklim target itu juga mencakup pengentasan kemiskinan dan kelaparan.

Baca Juga

"Dunia mendapatkan nilai buruk. Kegagalan kita dalam mengamankan perdamaian, menanggulangi perubahan iklim dan meningkatkan keuangan internasional merusak tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Guterres dalam pertemuan di New York, seperti dikutip dari France 24, Ahad (30/6/2024).

Perlambatan ekonomi global, perang dagang dan krisis keuangan juga dapat menghambat kemajuan pembangunan. Negara-negara dengan ruang fiskal terbatas merasa sulit untuk berinvestasi di bidang-bidang penting seperti pendidikan dan perawatan kesehatan.

"Kita harus mempercepat tindakan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan, dan kita tidak boleh membuang waktu - hanya 17 persen dari target yang sudah tercapai," tambahnya.

Dana dan perhatian pada tujuan-tujuan tersebut berulang kali mengalami kemunduran. termasuk karena pandemi Covid-19, perang di Ukraina, Gaza, dan Sudan, bencana alam yang disebabkan perubahan iklim yang semakin memburuk, dan lonjakan biaya hidup.

Guterres mengatakan, meskipun banyak negara mengalami ketertinggalan dalam hal kemajuan di berbagai bidang,tapi ada secercah harapan dalam berkurangnya infeksi HIV baru, meningkatnya akses internet, dan penggunaan energi terbarukan yang berkembang pesat.

"(Namun) pengabaian kebutuhan dasar bagi begitu banyak orang sangat keterlaluan dan tidak dapat dimaafkan," katanya.

Guterres mengatakan saat ini dibutuhkan tindakan untuk membawa perdamaian pada konflik-konflik besar yang berkecamuk di seluruh dunia yang dibarengi dengan upaya-upaya menuju transisi hijau.

"Hal ini berarti melipatgandakan kapasitas pinjaman dari bank-bank pembangunan multilateral untuk menyediakan lebih banyak sumber daya bagi aksi iklim dan pembangunan berkelanjutan," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement