REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menerapkan environmental, social, and governance (ESG). Sebab, ESG kini menjadi salah satu faktor yang diperhatikan oleh investor.
Menurut Kepala Unit Pengembangan Bisnis Indeks dan ESG, Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia Rony Suniyanto, penerapan ESG oleh suatu perusahaan meingkatkan minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
"Kalau kami pelajari, ESG ini menjadi faktor tambahan bagi investor untuk menentukan keputusan dalam berinvestasi," kata Rony saat menghadiri FGD Republika bertajuk 'Rembuk ESG untuk Indonesia' di Gedung BEI, Kamis (4/7/2024).
Ia mengungkapkan, penerapan ESG sudah menjadi tren global. Bursa saham di berbagai negara juga menaruh perhatian terhadap ESG, tak terkecuali BEI.
"Jadi tentunya di bursa, kami berkomitmen, turut berkontribusi menumbuhkan minat investasi berbasis ESG," kata Rony.
Berdsarkan data OJK, jelas dia, terdapat pertumbuhan minat investor baik domestik maupun global. Minat itu tentu tidak hanya berorientasi profit atau dividen, tapi juga bagaimana menciptakan iklim investasi yang bisa berkontribusi pada lingkungan.
BEI melihat para investor sudah memiliki kesadaran ini. Pada ujungnya, orang-orang tersebut berinvestasi menggunakan kaca mata ESG. Intinya, indikatornya bukan hanya aspek keuangan semata. "Tapi bagaimana perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dengan baik, memiliki nilai lebih, sehingga berpotensi menarik minat investor."
Lalu bagaimana di internal BEI sendiri? Menurut Rony, pihaknya berkontribusi dari sisi regulasi, kebijakan. Selain itu, BEI membuka informasi yang luas ke publik mengenai ESG.
BEI memberi edukasi ke investor, pelaku pasar, ke perusahaan-perusahaan tercatat. "Ini tentang bagaimana kita bersama-sama membangun investasi berbasis ESG di market," tutur Rony.
Ia menerangkan, BEI mempunyai inisiatif nyata mendorong hal itu. BEI memiliki beberapa indeks tematik ESG. Lalu dari sisi kebijakan, BEI menerapkan insentif, mendukung program pemerintah dan juga OJK yang bermuara ke penerapan ESG.
Menurut Rony, tantangan saat ini adalah para investor tidak memiliki informasi memadai di pasar, khususnya perihal performa ESG sebuah perusahaan. "Oleh karena itu, kita mengembangkan reporting modul berisi perbandingan data ESG satu perusahan dengan lainnya. Itu menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi menggunakan kaca mata ESG," ujar dia.
Dia menegaskan BEI bakal terus memberi edukasi ke investor juga dan perusahaan. Selain itu, BEI bekerja sama dengan beberapa lembaga, baik itu lembaga domestik maupun global.
"BEI melakukan kerja sama dengan bursa-bursa lain di kawasan ASEAN. Ada platform ASEAN EXCHANGES. Lewat platform ini, kita bisa bersama-bersama membangun pasar modal, menerapkan sustainable investment di pasar modal. Ini bagaimana membangun pasar modal yang berkelanjutan," ujar Rony.