Senin 08 Jul 2024 07:30 WIB

Fakta Seputar Grand Syekh Al-Azhar yang Tiba di Indonesia Hari Ini: Tokoh Reformis Humanis

Grand Syekh Al-Azhar Mesir diagendakan di Indonesia 8-11 Juli 2024

Red: Nashih Nashrullah
Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed El Tayeb. Grand Syekh Al-Azhar Mesir diagendakan di Indonesia 8-11 Juli 2024
Foto: Al-Ahram
Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed El Tayeb. Grand Syekh Al-Azhar Mesir diagendakan di Indonesia 8-11 Juli 2024

Oleh : Dr Usman Syihab, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo (2016-2020)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Grand Syekh Al-Azhar Mesir Prof Dr Ahmed Mohamed Ahmed El Tayeb diagendakan mengunjungi Indonesia. Mulai hari ini, Senin 8 Juli 2024 sampai 11 Juli 2024.

Tokoh kelahiran Desa Al-Qurna, kota Luxor, pada 6 Januari 1946 ini dijadwalkan bertemu dengan tokoh penting dari pejabat pemerintah hingga tokoh lintas agama. Siapakah beliau?

Baca Juga

Pendidikan

Besar di desa Al-Qurna dalam bimbingan ayahnya, menghafal Alquran dan matan-matan ilmu turas sesuai dengar metode Al-Azhar. Masuk sekolah agama Al-Azhar di desa Esna dan yang di kota Qena. Melanjutkan kuliah di Jurusan Akidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar di kota Kairo sampai beliau lulus pada 1969.

Beliau rajin menghadiri majelis-majelis para ulama saleh, termasuk majlis Serambi Attayyeb (Sahah At-Thayyeb) yang dipimpin kakeknya untuk penyelesaian sengketa adat.

Hingga saat ini di serambi tersebut, di bawah bimbingan beliau masih menjadi tempat pengaduan para fakir-miskin, bertemunya orang-orang yang saling mencintai karena Allah Swt. dan tempat mempelajari prinsip-prinsip tarbiah, suluk dan hikmah dalam jalan menuju Allah SWT.

Setelah memperoleh ijazah sarjana (License) jurusan Akidah dan Filsafat, beliau ditunjuk sebagai kader dosen di jurusan yang sama dan pada 1969 beliau meraih gelar Master, lalu diangkat sebagai asisten dosen. Meraih gelar Doktor pada 1977 dan diangkat sebagai dosen di Jurusan Akidah Filsafat.

Desember 1977 memperoleh kesempatan tugas akademik di Universitas Paris selama 6 bulan. Menguasai bahasa Perancis dengan sangat baik, menulis dan menerjemah dari bahasa Perancis ke bahasa Arab. Sebagai profesor Madya pada 1982 dan menjadi guru besar pada Januari 1988.

Jabatan

Syekh El Tayeb beberapa kali sebagai dekan yaitu Dekan Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab Putra provinsi Qena, Dekan Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab Putra provinsi Aswan. Juga pernah bertugas sebagai Guru Besar tamu di Universitas Islam Internasional Pakistan, Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud, Riyadh, Universitas Qatar, dan Universitas Al-'Ain, Uni Emirat Arab.

Maret 2002, Grand Syekh dilantik sebagai Mufti Negara Mesir. Saat menjadi Mufti, usia beliau 56 tahun dan menduduki jabatan ini sampai awal September 2003. Selama menjadi Mufti, beliau mengeluarkan sekitar 2835 fatwa yang tercatat dalam dokumentasi Lembaga Fatwa Mesir.

Beliau kemudian ditunjuk menjadi Rektor Universitas Al-Azhar sejak September 2003 sampai Maret 2010, untuk kemudian, pada 2010 itu dilantik menjadi Syekh Al-Azhar menggantikan Prof Muhammad Sayyid Thantawi yang wafat. Beliau menjabat sebagai Syeikh Al-Azhar sampai hari ini.

Reformasi Al Azhar

Syekh Tayeb sebagai Imam Besar dan Syekh Al-Azhar telah melakukan berbagai usaha reformasi untuk dan melalui Al-Azhar. Reformasi yang beliau lakukan lebih luas dari apa yang pernah dilakukan oleh Syekh Muhammad Abduh (1849-1905) untuk Al-Azhar.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement