Rabu 10 Jul 2024 10:19 WIB

Green Cement dan Teknologi Digital: Strategi SIG untuk Efisiensi Energi

SIG berhasil menggunakan bahan bakar dan bahan baku alternatif 1,65 juta ton

 Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, dalam sesi talkshow Green Economy Expo 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center pada Kamis (4/7/2024).
Foto: dok SIG
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, dalam sesi talkshow Green Economy Expo 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center pada Kamis (4/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus berinovasi dalam menyediakan produk bahan bangunan rendah karbon dan solusi berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan rendah karbon dan membantu pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2050. Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, dalam sesi talkshow Green Economy Expo 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center pada Kamis (4/7/2024).

SIG telah mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular dalam kegiatan produksinya melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, dan sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF). Selain itu, SIG juga memanfaatkan teknologi plant digitalization dengan pemanfaatan machine learning, big data, dan artificial intelligence untuk mengoptimalkan kegiatan produksi sehingga mencapai efisiensi energi dan peningkatan produktivitas.

SIG terus melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk dengan emisi lebih rendah yang dikenal sebagai green cement. SIG juga mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya dan optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation).

Pada tahun 2023, SIG berhasil menggunakan bahan bakar dan bahan baku alternatif sebanyak 1,65 juta ton dan mengurangi emisi GRK cakupan 1 sebesar 4,9 juta ton dibandingkan baseline tahun 2010. SIG juga memperoleh berbagai sertifikat, seperti Green Label dari Green Product Council Indonesia, Ekolabel Swadeklarasi dari KLHK, dan Sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian.

SIG juga meraih 2 PROPER Emas dan 7 PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta peringkat ESG Rating terbaik pertama kategori construction materials di Asia Tenggara dengan skor 22,9 dalam penilaian kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola yang dilakukan oleh Sustainalytics.

Beberapa produk SIG memiliki karbon yang lebih rendah antara 21 persen hingga 38 persen dibandingkan semen konvensional. Produk ini termasuk semen curah, semen masonry, beton berpori, beton cepat kering, dan beton dekoratif.

SIG juga bekerja sama dengan PT Bina Karya (Persero) untuk menyediakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Produk seperti beton berpori dan paving porous dapat mendukung konsep kota spons IKN dengan baik.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa SIG sangat mendukung program-program yang mengedepankan keberlanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs), untuk memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang dan menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement