Selasa 16 Jul 2024 08:34 WIB

Saat Sungai Jadi Tempat Sampah

Warga terpaksa membuang sampah ke sungai karena sampah tak diangkut.

Seorang anak melintasi jembatan di sekitar tumpukan sampah di kali Peng, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (10/7/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Seorang anak melintasi jembatan di sekitar tumpukan sampah di kali Peng, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (10/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Sungai di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, berubah fungsi menjadi tempat pembuangan sampah. Warga mengeklaim terpaksa membuat sampah ke sungai karena tidak ada pengankutan sampah oleh pemerintah daerah.

Saat ini, aliran sungai kurang lebih sepanjang 500 meter di Desa Lontar, dipenuhi sampah plastik sehingga menghambat aliran air. Tumpukan sampah tampak menutupi aliran sungai yang didominasi oleh sampah-sampah plastik rumah tangga. Bahkan, airnya pun berwarna hitam pekat dan menimbulkan aroma yang tidak sedap ketika berjalan menyusuri sungai tersebut. 

Baca Juga

Tinggi hamparan sampah di sungai tersebut hampir sejajaran dengan jalan di sampingnya, bahkan lokasi sungai ini persis berada di pemukiman warga. 

Salah seorang warga sekitar, Juminah, Serang mengungkapkan tumpukan sampah yang mayoritas dari sampah rumah tangga tersebut terjadi sudah bertahun-tahun.  "Warga mau buang sampah ke mana lagi? gak ada tempatnya. Jadinya dibuang ke sungai. Ada tempat sampah, 10 hari juga sudah penuh," katanya, Senin (15/7/2024).

Juminah menjelaskan bahwa sampah-sampah di kampung tersebut tidak dikelola dengan baik. Hal itu karena hanya disediakan bak sampah, namun tidak dilakukan pengangkutan oleh truk sampah. Padahal sebelumnya, pernah ada informasi akan diadakan pengangkutan sampah dan setiap warga nantinya harus membayar retribusi. Namun hingga saat ini tidak kunjung terealisasi. 

Menurut Juminah, aliran sungai tersebut dulunya cukup lebar dan memiliki kedalaman sekitar dua meter. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan terus dijadikan tempat sampah akhirnya mengalami penyempitan sekaligus pendangkalan. 

"Dulu ini sungainya lebar, dalam juga sering digunakan untuk mandi oleh warga sekitar," katanya menambahkan.

Akibat adanya tumpukan sampah tersebut, Juminah dan warga lainnya mengaku mengeluhkan bau sampah yang amat menyengat. Selain itu, sampah yang menumpuk juga menjadi sarang nyamuk. 

"Sejak dulu emang ada nyamuk, tapi gak separah sekarang. Kalau habis maghrib nyamuk banyak banget," jelasnya. 

Saat ini, aliran sungai tersebut sudah tidak dimanfaatkan oleh warga untuk mencuci maupun mandi karena sudah tidak layak. Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah terkait untuk melakukan pengerukan dan juga menyediakan angkutan sampah untuk warga agar nantinya tidak ada lagi yang membuang sampah ke sungai. 

"Sekarang mah dinikmatin aja bau juga. Tapi pengennya mah dikeruk supaya mengalir lagi airnya, terus ada pengangkut sampah yang ke sini enggak papa kita bayar," katanya.

Warga lainnya, Samsiah, juga mengeluhkan hal yang sama yaitu bau sampah yang mengganggu hingga menyumbat aliran sungai.  

"Bukan bau lagi, bau banget, sudah bertahun-tahun dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga di sekitar lokasi, sehingga semakin lama semakin menumpuk," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement