Selasa 16 Jul 2024 14:30 WIB

Baca Alquran, Lisan Cemerlang, Jantung Sehat Menyenangkan

Penghafal Alquran diizinkan menyematkan mahkota untuk ayah dan ibunya.

Abdurachman Latief
Foto: dok pribadi
Abdurachman Latief

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdurachman Latief

Muadz, buta, usia 4 tahun, hidup dalam suasana sangat sederhana, bukan mampu. Dia tinggal di Kota Asyut, Mesir. Muadz datang kepada ayahnya sambil memohon, "Ayahku, aku ingin menghafal Alquran!”

Dengan senang hati ayahnya mendengar permintaan putranya itu. Ayah Muadz segera menyiapkan motor sederhananya. Ia memodifikasi dashboard motornya. Untuk apa? Agar ia bisa menempatkan tulisan Alquran, dari setiap ayat-ayat Alquran yang dihafalkan Muadz.

Sehingga setiap kali dia mengantar Muadz, ia pun dapat ikut menghafalkan Alquran sesuai dengan apa yang sudah dihafalkan Muadz. Yaitu melalui tulisan ayat-ayat Alquran yang sengaja ia tempatkan di dashboard motornya itu. Setiap kali Muadz diantar jemput, setiap itu pula Muadz melantunkan hafalan. Muadz hafal ayahnya pun turut menghafal.

Jarak tempuh antara lokasi rumah Muadz dengan lokasi Syech tempat Muadz belajar untuk menghafal Alquran sekitar 20 km. Karena motor yang digunakan sederhana, akibatnya ada cukup waktu untuk mengulang sekian ayat Alquran yang sudah dihafal Muadz dalam setiap kali perjalanan.

Anak kecil baru empat tahun, buta, orang tua sudah berusia, tidak berpunya, ekonomi sangat sederhana Alhamdulillah mampu menghafal Alquran. Bocah lain yang lebih besar bernama Umar. Ia dari keluarga berada. Ayahnya sibuk dengan pekerjaannya. Ayahnya berangkat bekerja di pagi buta. Kembali ke rumah sudah di atas senja. Ayah dan anak jarang bisa bersama-sama.

Umar menempuh pendidikan di sekolah internasional. Menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Setelah berulangkali ayah Umar menolak untuk mengikuti acara Father’s day di sekolah. Pada satu kesempatan yang lain, ibunda Umar meminta suaminya untuk sekali ini saja bisa hadir di acara Father’s day. Ayah Umar berkenan. Dia datang mengambil tempat duduk paling belakang.

Teman-teman Umar bergantian perform di panggung acara. Tiba giliran Umar. Sembari naik ke atas panggung, Umar meminta Mr. X untuk tampil. Entah apa yang ada dalam perasaan ayah Umar. Dirinya cukup tersentak ketika bukan dirinya yang dipanggil Umar.

Ternyata yang dipanggil adalah guru ngaji Umar. “Saya ingin perform membaca hafalan Alquran. Tolong Ustadz cek hafalan saya,” ujar Umar kepada Ustadz nya.

Setelah berlalu hafalan beberapa ayat. Guru ngaji Umar mencoba menanyakan ayat-ayat lain sesuai dengan nomor ayat yang disebutkan. Berselang-seling, naik, turun, tapi Umar mampu melantunkan Alquran sesuai dengan nomor ayat yang diminta guru ngajinya. Tepat tampa sedikit pun keliru. Tampak rona wajah cerah ceria penuh bangga. Dari wajah bersih guru ngaji Umar itu.

Ketika ditanya mengapa Umar perform dengan hafalan Alquran. “Saya ingin, ketika di akhirat nanti, saya mampu menyematkan mahkota kepada ayah dan ibu. Melalui hafalan Alquran. Ayah saya sibuk bekerja. Kami hampir tidak pernah memiliki waktu cukup untuk bersama. Di akhirat nanti, kami tidak ingin terpisah-pisah lagi. Kami ingin selalu bersama ayah.”

Seketika itu sang ayah yang dari tadi duduk di bangku belakang, sontak menghamburkan dirinya ke panggung. Dia mengangkat Umar lalu mengajaknya pulang. Apa yang terjadi setelah itu? Seluruh keluarga Umar kemudian menjadi ahli Alquran.

Umar, keluarga berada, masih usia dini, di sekolah internasional. Bapak, ibu, seluruh saudara Umar menjadi ahli Alquran. Alquran dihafal keluarga, bapak, ibu, saudara-saudara, dari keluarga berada. Keluarga yang tinggalnya jauh dari Mesir, bukan bahasa Arab sebagai bahasa ibunya.

Itu kisah nyata. Kisah-kisah itu viral di You Tube. Dikisahkan oleh Ustadz ahlul Quran tentang  bagaimana Alquran memiliki keajaiban. Antara lain bisa dihafal segala usia. Beda suku bangsa, beda kemampuan biaya, beda kesibukan rumahtangga.

Alquran dihafal di seluruh posisi benua, Asia, Amerika, Australia, Afrika dan Eropa. Pendek kata Alquran bisa dihafal siapa saja, yang buta apalagi yang mampu menatap dunia. Alquran memang merupakan mu’jizat yang sangat istimewa.

Mukjizat Alquran yang lain adalah, membacanya menjadi jalan kesembuhan. Sesuai al-Hadits mutafaq alayhi (disepakati dua ulama besar ahli Hadits, Imam al-Bukhari-Muslim) dikisahkan seorang sahabat Nabiy, Abu Said al-Khudry ra. Ia diminta mengobati seorang kepala suku tertentu. Pada waktu itu, ahli pengobatan di tempat kepala suku itu tinggal tak satu pun yang berhasil mengobati.

Berangkatlah Abu Said ke tempat kepala suku, beliau meminta segelas air putih. Dibacakannya Surah Al Fatihah pada air di gelas itu. Lalu diminumkannya kepada kepala suku yang sedang sakit. Alhamdulillah Masya Allah kepala suku itu langsung sembuh. Karena jasanya itu, Abu Said al-Khudry diberi imbalan 40 ekor kambing.

Untuk menjadi jalan sembuh bagi orang lain sesuai al Hadits di atas, Alquran dibacakan antara lain menggunakan media air. Namun untuk sarana kesembuhan diri yang membaca, Alquran bisa dibaca oleh diri sendiri sambil meniatkan untuk mengobati.

Berucap kepada diri sendiri ini (self-talk), adalah sesuai dengan teori dari pakar psikologi terkenal dunia, Prof. John Bargh. Ia berasal dari USA, dari Yale University, Bargh Hallway Theory. Sesuai dengan riset yang mendasarinya, teori ini memiliki tingkat kepercayaan mencapai 100 persen. 

Alquran disusun menggunakan bahasa yang dipilih-Nya. Ayat-ayatnya memiliki kemampuan syifa’ (penyembuh) atas ijin-Nya. Itulah mengapa membaca Alquran, antara lain melalui makhraj, tajwid yang baik membawa perubahan sempurna pada Mukmin yang membacanya.

Sekian dari orang yang membaca Alquran mampu menerima berkah secukupnya, sebagian yang lain mampu menuai berkah sangat berharga. Tapi yang pasti, setiap orang yang membaca Alquran. Membaca sebagian ayat yang berkaitan dengan kesembuhan,  mampu meraup manfaat sembuh asal saja dia beriman kepada-Nya.

Berkah Alquran di antaranya ialah membawa kesembuhan. Antara lain kesembuhan terhadap penyakit jantung. Penyakit yang terkenal sebagai perenggut nyawa nomor satu di seluruh dunia.

Mari kita istiqamahkan membaca Alquran. Antara lain untuk menjaga dan merawat jantung supaya selalu sehat. Jantung merupakan indikator utama sehat-sakit manusia.

Jantung berlokasi di dalam dada. Sulit dievaluasi oleh masyarakat biasa. Namun jantung memiliki proyeksi di lokasi wajah, ialah lisan. Lisan bisa cemerlang melalui istiqamah membaca Alquran. Lisan cemerlang mengindikasikan jantung sehat menyenangkan.

Jantung sehat, seluruh tubuh sehat. Jika sebagian besar masyarakat Indonesia berkenan istiqamah membaca Alquran. Insya Allah rakyat Indonesia sehat, biaya berobat bisa dihemat, negara bertambah kuat, aamiin!

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement