Kamis 18 Jul 2024 16:35 WIB

Perempuan dan Kaum Muda: Kekuatan Utama Pekerja Transportasi Modern

Lingkungan pekerja di sektor pelabuhan didominiasi kaum lelaki.

Para pembicara dalam Simposium Kaum Muda dan Perempuan Pekerja di Sektor Pelabuhan, di Singapore University of Social Scinces Singapura pada 16 dan 17 Juli 2024.
Foto: Dok Pri
Para pembicara dalam Simposium Kaum Muda dan Perempuan Pekerja di Sektor Pelabuhan, di Singapore University of Social Scinces Singapura pada 16 dan 17 Juli 2024.

Oleh: Susanti Zarman, Perempuan Pekerja Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Indonesia.

Baca Juga

Kaum muda dan perempuan adalah tulang punggung utama transportasi modern. Maka menyadari hal ini, bertempat di Singapore University of Social Scinces Singapura pada tanggal 16 dan 17 Juli 2024 berkumpul lah seluruh serikat pekerja transportasi yang berasal dari berbagai penjuru negara di dunia. Tujuannya adalah menggelar simposium guna menyebarkan pemahaman kepada publik dunia agar mengarusutamakan kaum muda dan perempuan menjadi pemegang kendali dari sektor manajemen bagi para pekerja transportasi.

Pada awal acara simposium, Profesor Randolph Tan dalam pemaparannya menelaah permasalahan di berbagai sektor transportasi yang kini sedang terjadi terkait kepemimpinan kaum muda dan perempuan. Randolph pun mengakui, walau ini bukan hal baru, tapi ternyata masalah ini telah memiliki banyak pengaruh pada tatanan aspek dalam kehidupan sosial Masyarakat pekerja.

ITF President Woman Chair, SNCC Mary Liew, menyebutkan bila tantangan dan isu soal kaum muda dan perempuan di dunia transportasi memang sudah lama hilang. Namun kehendak zaman, saat ini kedua soal tersebut harus dibangunkan dari tidurnya untuk dicarikan solusinya. Hal ini karena soal kaum muda dan perempuan pekerja di sektor transportasi adalah juga bagian dari kehidupan dan keberlangsungan umat manusia. Pada sisi lain, manusia khususnya kaum muda dan perempuan juga harus berkembang dan harus meningkatkan potensinya untuk mengatasi beban kehidupan. Dan sebagai konsekuensinya para pekerja muda dan perempuan itu haruslah diberikan kesempatan untuk berkembang, salah satunya adalah menjadi pihak penentu kebijakan di bidang sektor tranportasi.

Tak hanya itu, Profesor Robbie Goh selaku pengajar di Singapore University of Social Scinces Singapur menyatakan berharap sangat banyak adanya perkembangan dari kaum muda dan perempuan di bidang pelayanan transportasi modern. Menurutnya, bila mereka mendapat edukasi yang tepat maka kepercayaan diri mereka juga akan berkembang pesat.

Hal ini diakui oleh Stephen Cotton, selaku sekretaris ITF. Dia menyebutkan bila di masa sekarang sudah sangat perlu menyusun peta teknologi untuk mencoba memahami dan menyadari berbagai masalah kehidupan di sekitar kehidupan para pekerja di sektor transportasi. Bahkan semakin hari masalah di dalam sektor kehidupan para pekerja transporasi semakin rumit dengan banyaknya kepentingan politik.

Salah satu fakta yang paling nyata adalah kerumitan yang dihadapi para kaum muda dan perempuan yang bekerja di sektor transportasi ini ketika menghadapai pandemi. Kala itu di tengah kesulitan dan kerawanan dengan taruhan nyata atas nyawanya, mereka harus tetap bersemangat ketika melaksanakan pekerjaannya. Apapun keadaan kerawanan yang dihadapinya kala pandemi itu, mereka harus berani dan tabah. Ancaman paparan sakit tetap diabaikannya. Ini jelas pengorbanan yang sangat besar!

Maka tak ayal lagi, kaum muda dan perempuan yang bekerja di sektor transportasi ini harus mendapat perlindungan yang baik. Keadaan lama yang mengabaikannya harus segera diubah. Apalagi pada sisi yang sama, perkembangan dunia juga bergerak sangat kencang sehingga mau tidak mau para kaum muda dan perempuan yang bekerja di sektor transportasi ini harus diberi perhatian dan perlindungan yang baik.

Begitu pun juga ketika dunia pada saat ini memasuki era digital. Kepemimpinan kaum muda dan perempuan pada sektor tranportasi semakin bernilai signifikan. Koordinasi dan manajemen di sektor ini akan semakin mudah diintegrasikan. Maka di situlah kaum muda dan perempuan harus diberi kesempatan memainkan perannya. Sebab, pada merekalah diharapkan munculnya sebuah kepemimpinan yang terbuka atas semua permasalahan dan melayani anggota yang nanti akan muncul.

Hal ini juga karena tanpa disadari seorang pemimpin adalah seorang yang akan selalu terbuka terhadap masalah dari anggota, maju pikirannya, memberikan contoh yang baik, empati dan peduli pemberdayaan, dan mempunyai keunggulan dan pengalaman. Syarat itu semua ada pada sosok kaum muda dan perempuan.

Melihat tantangan itu semua dan melihat kenyataan yang ada di negara di Asia Tenggara seperti Kamboja, Malaysia, Philipina, Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Thailand, ternyata masalahnya pun hampir sama. Keterlibatan pekerja muda dan perempuan di lapangan menjadi tantangan yang semakin kompleks dan berat.

Peningkatan beban ini semakin terasa pascausainya pandemi Covid-19. Imbasnya, mau tidak mau mereka yang terlibat dalam kepemimpinan serikat pekerja saat ini harus menyediakan dukungan penuh untuk memberikan perlindungi kepada kehidupan para anggotanya secara lebih menyeluruh.

Salah satu di antaranya adalah perlunya perhatian dan perlindungan yang serius pada kehidupan pekerja perempuan, terutama perempuan yang bekerja di sektor pelabuhan. Hal ini semakin penting karena di sektor pekerjaan ini memiliki banyak permasalahan karena lingkungan tempat bekerjanya secara mayoritas adalah lingkungan pekerja yang didominiasi kaum lelaki.

Dan tuntutan yang kemudian muncul adalah bagaimana kaum perempuan yang bekerja di pelabuhan yang merupakan minoritas dari kaum pekerjanya tersebut mampu bekerja dengan baik. Hal ini misalnya, antara pekerja perempuan dan pekerja lelakinya mampu bekerja sama dengan baik. Sebagai konsekuensinya, kaum perempuan yang bekerja di sektor transportasi pelabuhan ini harus mendapat edukasi yang baik agar mereka menjadi lebih mumpuni dalam menjalankan tugas bersama.

Akhirnya, meski dunia tranportasi modern kini memasuki era digitaliasi, maka posisi kaum muda dan perempuan pun harus menjadi pilar utamanya. Kemajuan teknologi dan semakin munculnya efisensi melalui otomatisasi tidak boleh meminggirkan posisi mereka.

Masalah digitalisasi untuk kaum muda adalah suatu keharusan karena dunia memang tidak akan menghentikan teknologi untuk efisiensi berbagai kegiatan. Kaum muda harus selalu mengikuti perkembangan digitalisasi, untuk menghindari otomatisasi yang memungkinkan menjadikan job security pekerja, maka pagar PKB adalah salah satu cara

training untuk menambah keterampilan member serikat. Semua untuk kemajuan bersama. Laju perkembangan dunia transportasi modern tak bisa menghapuskan peran penting dari posisi kaum muda dan perempuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement