REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kantor berita Cina, Xinhua, melaporkan lebih dari 27 ribu orang di timur laut negara itu dievakuasi setelah Badai Gaemi membawa hujan deras ke wilayah tersebut. Ratusan pabrik juga diperintahkan menunda produksinya.
Badai Gaemi tiba di pesisir Provinsi Fujian pada Jumat (26/7/2024) malam. Badai paling kuat yang menghantam Cina tahun ini membawa hujan deras dan angin kencang.
Gaemi terlacak sedang bergerak dari pesisir tenggara ke daerah tengah yang lebih banyak penduduknya. Pada Sabtu (28/7/2024), Xinhua melaporkan hujan deras menaikan permukaan air 40 bendungan di seluruh Provinsi Liaoning.
Xinhua melaporkan daerah itu akan mengalami hujan deras pada Ahad. Badai yang menewaskan sejumlah orang di Taiwan dan memperburuk hujan musiman di Filipina berdampak pada hampir 630 ribu warga Provinsi Fujian, Cina.
Xinhua melaporkan hampir setengahnya sudah dievakuasi. Badai Gaemi telah menyebabkan kerusakan signifikan di Filipina, Taiwan, dan Cina pada akhir Juli 2024.
Badai ini berasal dari dekat Palau pada tanggal 19 Juli dan menguat menjadi topan super sebelum mendarat di Taiwan pada tanggal 25 Juli. Badai ini membawa hujan lebat dan angin kencang, yang menyebabkan banjir yang meluas, tanah longsor, dan pemadaman listrik. Sedikitnya 25 orang tewas di tiga negara yang terkena dampak Gaemi.
Pada Jumat (26/7/2024), Penjaga pantai Taiwan mengatakan mereka berusaha menyelamatkan puluhan pelaut yang terdampar di lepas pantai selatan setelah Badai Gaemi menenggelamkan sebuah kapal kargo dan mendaratkan delapan kapal lainnya di Selat Taiwan.
Badai ini menyapu Taiwan dengan kecepatan angin hingga 227 km/jam (141 mph) sebelum bergerak ke arah barat melintasi Selat Taiwan menuju Cina, di mana topan ini diperkirakan akan menurunkan hujan lebat.
Para pejabat penjaga pantai Taiwan mengatakan satu orang awak kapal ditemukan tewas, sementara empat orang berhasil diselamatkan dan empat orang lainnya hilang setelah kapal kargo berbendera Tanzania tenggelam di lepas pantai Kaohsiung, Taiwan selatan.