Ahad 28 Jul 2024 18:09 WIB

Upaya Nyata Selamatkan Lahan Kritis, BRI Salurkan Ribuan Bibit Mangrove di Muaragembong

Bantuan bibit diharapkan memberi dampak positif bagi lingkungan Muaragembong.

Red: Friska Yolandha
BRI berkontribusi untuk memulihkan ekosistem di wilayah Muaragembong melalui Program BRI Menanam - Grow & Green Penanaman.
Foto: dok
BRI berkontribusi untuk memulihkan ekosistem di wilayah Muaragembong melalui Program BRI Menanam - Grow & Green Penanaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir dua dekade lalu, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dipenuhi dengan tanaman Mangrove. Namun seiring berjalannya waktu, Muaragembong mengalami abrasi. Pohon mangrove yang seharusnya jadi 'sabuk' perlahan longgar dan kehilangan fungsinya.

Kecamatan Muaragembong memiliki enam desa, dimana dua di antaranya, yaitu Desa Pantai Bahagia dan Desa Pantai Bakti merupakan wilayah yang lahannya hampir tergerus abrasi. Endang selaku Bendahara Kelompok Tani Sumber Makmur bercerita, lahan di kedua desa tersebut mulai tergerus abrasi sejak 2005 hingga kemudian mulai rusak parah sekitar tahun 2010.

Baca Juga

"Permukaan air laut mulai meninggi, green belt dari mangrove di pesisir berkurang yang bikin air laut masuk karena nggak ada penahannya. Dulunya, lahan di desa adalah tambak produktif, bisa tanam udang, bandeng, dan lainnya. Sekarang karena terkena abrasi, permukaan air meninggi, pohon berkurang, maka jadi seperti lautan kecil," ujar Endang saat dihubungi, Selasa (23/7).

Ekosistem mangrove yang seharusnya kaya dengan fungsi dan manfaatnya, yaitu sebagai green belt atau penghalang dari gempuran pancaran gelombang air laut di Muaragembong pun menjadi rusak. Terdapatnya ancaman kerusakan lingkungan dan berkurangnya jumlah sumber daya alam yang makin melebar, tentu membuat masyarakat di Kampung Solokan Kendal, Desa Pantai Bahagia, Muaragembong khawatir.