REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah sedang mematangkan ketentuan terkait bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.
“Sedang dimatangkan. Ya sedang dibahas,” ujar Arifin di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Arifin mengatakan salah satu yang dikaji adalah bagaimana penerapan BBM rendah sulfur itu. Dia pun menyatakan belum dapat menyampaikan kapan BBM jenis baru tersebut akan dirilis.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan saat ini pemerintah sedang mengkaji wilayah mana saja yang akan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.
“Kami lagi memastikan, suplainya kapan siapnya, suplai desainnya sebesar apa, sarananya seperti apa, kemudian daerahnya di mana, ini lagi dipastikan. Termasuk keekonomiannya,” ujar Dadan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/7).
Dadan mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan bahan bakar yang lebih bersih untuk dipakai oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah berpolusi tinggi.
Menurut Dadan, yang kini menjabat sebagai Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), salah satu penyebab polusi di Jakarta, berasal dari bahan bakar yang bersulfur tinggi.
“Jadi, bahan bakarnya kita itu sulfurnya tinggi. Sulfurnya itu sampai 2.500. Namun, kalau kita ngikutin Euro 4, yang di ASEAN juga diterapkan, sulfurnya itu 50. Jadi, (sulfur) 50 terhadap 2.500, kita 50 kali lipat,” ucap dia.