REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Badai mengganggu semua lalu lintas kereta cepat yang menghubungkan Paris dengan daerah selatan Prancis dan Swiss. Perusahaan kereta Prancis SNFC mengatakan ribuan penumpang terdampar di tengah Olimpiade dan liburan musim panas.
SNCF mengatakan semua kereta cepat yang berangkat dan tiba di stasiun kereta Gare de Lyon di Prancis mengalami kelumpuhan karena ada pohon tumbang yang jatuh di tengah rel dan dihantam kereta di Burgundy, sebelah selatan Prancis. Kereta reguler yang menggunakan jalur terpisah tidak terdampak atas peristiwa tersebut.
SNCF mengatakan pihak berwenang memutuskan aliran listrik rel dan memulai operasi pemotongan pohon untuk menyingkirkan pohon itu dari rel dan memperbaiki sistem listrik. Perusahaan itu menambahkan semua penumpang yang berada di dalam kereta sudah dikembalikan ke stasiun dan dicarikan moda transportasi alternatif. "Prioritasnya masih membawa konsumen yang terdampak kembali (ke stasiun)," kata SNCF, Rabu (31/7/2024).
Perusahaan itu mengatakan tidak ada kereta cepat sebelum pukul 17.00 waktu setempat. Setelah itu pun kereta mulai melakukan keberangkatan secara bertahap dan lalu lintas masih sangat terganggu.
Pekan lalu, operasi kereta cepat Paris juga terganggu karena aksi sabotase menjelang upacara pembukaan Olimpiade. Operasi kereta cepat sudah pulih sepenuhnya pada awal pekan ini.
Sebelumnya, badan pemantau cuaca Prancis, Meteo France memperingatkan risiko badai petir lokal yang kuat, termasuk hujan lebat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Prancis pada Rabu. Peringatan badai di wilayah Prancis masuk kategori rendah di tiga skala dan menengah di sebagian besar wilayah tengah dan barat daya Prancis.
Sebagian besar wilayah Prancis juga berada di bawah peringatan panas pada hari Rabu. ketiga berturut-turut. Meteo France mengatakan suhu di Paris mencapai 31 derajat Celcius.
Olimpiade Paris 2024 berlangsung di tengah musim panas, saat Prancis biasanya mengalami cuaca hangat dan cerah. Namun, kenyataannya sedikit lebih kompleks.
Awalnya, Olimpiade dimulai dengan hujan dan suhu yang lebih dingin, yang mengejutkan penyelenggara dan atlet. Tidak lama setelah upacara pembukaan, gelombang panas melanda Prancis, membawa suhu rekor ke banyak bagian negara. Ini menimbulkan tantangan signifikan bagi acara luar ruangan dan keselamatan atlet.