REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Masyarakat adat Brasil menolak proyek pembangunan jalur kereta untuk membawa biji-bijian ke pelabuhan di Amazon. Proyek tersebut dianggap menjadi ancaman bagi tanah leluhur mereka.
Masyarakat adat sebelumnya diajak untuk bergabung ke kelompok kerja pembangunan tersebut. Namun, mereka memilih keluar karena tak pernah dilibatkan untuk mendiskusikan pembangunan rel kereta tersebut.
Masyarakat Munduruku dan Kayapo bersama dengan suku-suku dari reservasi Xingu mengirimkan surat ke Kementerian Transportasi. Mereka mengatakan kelompok kerja yang dibentuk pemerintah tidak melakukan fungsinya untuk membahas pembangunan rel kereta 1.000 kilometer dengan semua pihak.
Kementerian Transportasi Brasil dan perusahaan infrastruktur yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, Infra S.A belum menanggapi permintaan komentar.
Proyek kereta api Ferrograo didukung petani dan pedagang biji-bijian yang mengatakan rel ini akan mengurangi ketergantungam pada jalan raya dan mengurangi ongkos transportasi pengiriman kedelai dari Negara Bagian Mato Grosso ke pelabuhan sungai di Amazon untuk diekspor. Masyarakat adat mengatakan mereka tidak diajak berbicara mengenai proyek yang berdampak pada lingkungan dan menyebabkan deforestasi.
Tahun lalu, Mahkamah Agung Brasil menangguhkan rencana untuk menunggu lebih banyak kajian mengenai dampak rel kereta yang kontroversial itu.
"Tidak ada respek. Pemerintah tidak berkonsultasi dengan kami, mereka hanya ingin menanam dan mengekspor lebih banyak kedelai," kata Alessandra Munduruku, pemenang Goldman Environment Prize tahun 2023 atas perjuangannya menghentikan pembangunan tambang di Amazon, Rabu (31/7/2024).
Dalam surat yang dikirimkan ke Kementerian Transportasi, masyarakat adat mengatakan kajian dampak proyek rel itu dilakukan tanpa pembahasan atau keterlibatan kelompok kerja. Sementara regulator transportasi Brasil ANTT membuka tender untuk pembangunan rel.
ANTT mengatakan saat ini belum ada tanggal kapan tender dibuka. "Mulai hari ini sampai berikutnya, kami tidak lagi berpartisipasi dalam kelompok kerja tapi kami akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan proyek yang merusak ini," kata masyarakat adat dalam surat tersebut.
Mereka juga mengatakan rel kereta akan mengakibatkan deforestasi dan berdampak pada 16 lahan masyarakat adat. "Semua ini untuk meningkatkan profit perusahaan-perusahaan transnasional besar yang mengekspor kedelai dan jagung," kata mereka.
Pemerintah Brasil mengatakan rel itu akan membantu melindungi daerah dengan mengurangi lalu lintas padat di jalan tol dan memangkas penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan truk-truk pengangkut.