Jumat 09 Aug 2024 15:24 WIB

Daya Beli Masyarakat Menurun dan Upaya Mengatasinya

Upaya bagi memulihkan daya beli masyarakat yang seperti itu tentu harus dilakukan.

Rupiah. Daya beli masyarakat menurun.
Foto: Republika/Prayogi
Rupiah. Daya beli masyarakat menurun.

Oleh : Buya Anwar Abbas, Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan; Wakil Ketua Umum MUI

REPUBLIKA.CO.ID, Menurunnya daya beli masyarakat kelas menengah akhir-akhir ini tentu saja membuat kita prihatin karena hal demikian jelas akan berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Jika hal demikian terus berlanjut, tentu keseimbangan perekonomian nasional jelas akan sangat terganggu. Untuk itu upaya bagi memulihkan daya beli masyarakat yang seperti itu tentu harus dilakukan.

Salah satu sisi yang harus menjadi perhatian adalah sisi pendapatan. Karena itu upaya bagi terciptanya full employment tentu harus dilakukan. Pertama dengan menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang masih menganggur dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kedua, menyeleksi secara ketat tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam wilayah negara Indonesia. Sebab akhir-akhir ini banyak sekali lapangan kerja yang dapat dikerjakan oleh anak-anak bangsa tapi dikerjakan oleh tenaga kerja asing terutama dari China.

Ketiga, karena daya beli masyarakat tidak hanya dipengaruhi faktor pendapatan, tetapi juga karena selera dan harga. Maka diharapkan pihak pengusaha agar lebih kreatif lagi, sehingga barang-barang produksi dalam negeri jauh lebih menarik apalagi kalau harganya jauh lebih murah dari barang-barang produksi luar negeri atau impor.

Untuk itu bagi mendorong meningkatnya pendapatan masyarakat tersebut, maka perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat di antaranya:

Pertama dengan memberikan pinjaman modal usaha  melalui program nasional pemberdayaan masyarakat. Kedua, melakukan kegiatan pengembangan motivasi bekerja dan berusaha terutama di kalangan remaja dan generasi milenial.

Ketiga, menyelenggarakan pelatihan keterampilan usaha terutama kepada mereka-mereka yang berada dilapis usaha kecil, mikro dan ultra mikro. Bila hal ini bisa dilakukan maka diharapkan pendapatan masyarakat secara aggregat akan meningkat sehingga daya beli dan permintaan masyarakat akan bisa naik.

Bila hal ini bisa terjadi, maka kehidupan ekonomi dan dunia usaha tentu akan kembali tumbuh dan menggeliat  serta berkembang dengan lebih dinamis lagi. Dan itulah yang kita harapkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement