REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal PLoS One mengungkap polusi udara dapat mempengaruhi suasana hati.
Laman berita asal Inggris The Independent melaporkan penelitian yang dipimpin peneliti Stanford University tersebut, menemukan bahwa menghirup polusi udara dapat mempengaruhi perubahan suasana hati. Dalam jangka, polusi bahkan dapat meningkatkan risiko kesehatan mental.
Pada Jumat (9/8/2024), The Independent melaporkan penelitian tersebut yang menemukan fluktuasi suasana hati seseorang dalam satu hari sesuai dengan perubahan udara yang ia hirup. Para peneliti menyebutnya "sensitivitas afeksi pada polusi udara."
Penelitian ini berdasarkan pengambilan sampel berulang terhadap 150 orang selama lebih dari satu tahun. Para ilmuwan mengatakan, penelitian ini menjelaskan lebih lanjut penelitian sebelumnya yang menghubungkan kecemasan dan depresi dengan paparan polusi udara jangka panjang.
Penelitian berharap temuan mereka meningkatkan perhatian dampak krisis iklim pada kesehatan dan kesejahteraan manusia."Ini konstruksi baru ini dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan pengaruh dan kesehatan mental dengan lebih baik dalam kebijakan, rencana, dan program adaptasi iklim,” kata penelitian yang yang diterbitkan jurnal PLoS One, Rabu (7/8/2024) lalu.
Tingkatkan kecemasan..