Ahad 11 Aug 2024 16:13 WIB

5 Hal Penting Usai Berakhirnya 13 Bulan Terpanas dalam Sejarah

Tren kenaikan suhu diprediksi tidak akan berhenti.

Rep: Lintar Satria/AP/ Red: Indira Rezkisari
Suhu Bumi diperkirakan naik lebih dari 1 derajat dalam waktu 5 tahun.
Foto: republika
Suhu Bumi diperkirakan naik lebih dari 1 derajat dalam waktu 5 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada bulan ini badan iklim Uni Eropa, Copernicus mengumumkan suhu bulan Juli 2024 hampir melampaui panas Juli tahun lalu. Meski sedikit lebih dingin dan dapat memberikan sedikit kelegaan bagi orang-orang yang terpapar suhu panas ekstrem, ilmuwan memperingatkan akar penyebab kenaikan suhu yaitu, perubahan iklim, tetap sama.

Setiap bulan selama 13 bulan sebelum Juli lalu merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat. Berikut lima hal penting dari berakhirnya gelombang panas selama 13 bulan:

Baca Juga

1. Suhu Ekstrem Berlanjut

Salah faktor yang menurunkan suhu bulan Juli lalu adalah berakhirnya fenomena iklim alami memanasnya sebagian Pasifik dan mengubah pola cuaca di seluruh dunia, El Nino. Namun meski berakhirnya El Nino membantu rekor panas terhenti tapi tren kenaikan suhu tidak akan berhenti.

Menurut ilmuwan faktor pemanasan global yakni pelepasan gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil dan batu baru masih berlanjut. Hal ini mengakibatkan peristiwa ekstrem seperti badai besar, gelombang panas dan kekeringan jangka-panjang masih berlanjut.

2. Pemanasan Lautan

Terkadang pemanasan laut terlupakan dalam isu perubahan iklim. Laut menyerap banyak CO2 yang membuatnya elemen penting yang mengatur iklim. Pemanasan lautan akan menimbulkan konsekuensi yang sangat besar mulai dari dampak mematikan pada kehidupan laut hingga membentuk kondisi yang menciptakan badai besar.

Ilmuwan mengatakan memanasnya suhu lautan beberapa bulan yang lalu membawa bumi melihat pemutihan karang terburuk dalam sejarah. Penelitian yang dirilis pekan ini mengungkapkan suhu di Great Barrier Reef di Australia mencapai titik tertingginya dalam 400 tahun terakhir.

3. Batas 1,5 derajat Celsius Mungkin Terlampaui

Dalam Perjanjian Paris tahun 2015 lalu dunia sepakat untuk menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat dari masa pra-industri. Beberapa tahun terakhir mulai dari aktivis lingkungan sampai politisi menggunakan slogan "keep 1,5 alive" untuk mendorong pemerintah memberlakukan kebijakan yang memangkas emisi gas rumah kaca.

Walaupun target ini masih dibahas seperti di Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Azerbaijan bulan November mendatang. Tapi rekor panas 13 bulan menunjukkan suhu bumi terus naik, hingga mengancam target 1,5 derajat Celsius. Suhu bumi sudah naik 1,2 derajat Celsius dibanding masa pra-industri.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement