Sabtu 17 Aug 2024 20:03 WIB

Proyek 1 Juta Hektare Cetak Sawah Diyakini Berpotensi Serap Jutaan Pekerja di Papua

Salah satu langkahnya yakni dengan memesan dua ribu unit alat berat dari China.

Andi Syamsudin Arsyad atau akrab disapa Haji Isam terus berupaya merealisasikan proyek 1 juta hektare cetak sawah untuk mendukung swasembada pangan nasional.
Foto: Dok. Web
Andi Syamsudin Arsyad atau akrab disapa Haji Isam terus berupaya merealisasikan proyek 1 juta hektare cetak sawah untuk mendukung swasembada pangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BATULICIN -- Andi Syamsudin Arsyad atau akrab disapa Haji Isam terus berupaya merealisasikan proyek 1 juta hektare cetak sawah untuk mendukung swasembada pangan nasional.

Salah satu langkahnya yakni dengan memesan dua ribu unit alat berat dari China. Sebagian alat berat itu kini sudah mulai difungsikan.

Baca Juga

“Ini adalah tugas negara yang diberikan kepada saya. Dalam benak saya, bagaimana gagasan cetak sawah satu juta hektare ini bisa terealisasi dan berhasil dalam tiga tahun tanpa berpikir untung rugi," ucap Haji Isam, dikutip pada Sabtu (17/8/2024).

Melalui proyek tersebut, lapangan pekerjaan untuk masyarakat Papua akan terbuka lebar. Haji Isam menekankan jika seluruh karyawannya nanti harus sejahtera.

"Saya berharap gagasan Presiden terpilih bapak Prabowo Subianto ini juga bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakat Papua,” katanya.

Proyek cetak sawah itu ditarget dapat terealisasi dalam tiga tahun. Hal itu mengharuskan Haji Isam menahkodai langsung semua kegiatan di lapangan. Mulai dari survey, bongkar muat alat berat, pembukaan lahan pelabuhan, sampai pembukaan jalan poros 140 kilometer. Haji Isam melakukan pengawasan secara langsung.

Pelaksanaan proyek ini bukannya tanpa hambatan. Pada 12 Agustus 2024, kurang lebih 60 orang masyarakat Wanam mempertanyakan pembukaan lahan di kampung mereka, Wanam Distrik Ilwayab.

Mereka menyetop alat berat milik Haji Isam, yang saat itu sedang beroperasi membuka lahan untuk pembangunan pelabuhan.

Menurut Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) distrik Ilwayab, Yohanes Mahuze, sampai saat ini, pemerintah Kabupaten, pemerintah provinsi, bahkan pusat, belum melakukan sosialiasi terkait rencana progam nasional tersebut.

Haji Isam sebagai pelaksana progam menyambut baik aksi protes masyarakat tersebut. Bahkan, dia sempat menolak dipayungi oleh pengawalnya. Haji Isam bersedia berpanas-panasan dengan masyarakat setempat.

Untuk menjawab pertanyaan masyarakat, Haji Isam menghadirkan Kasatgas Pangan dari Kementrian Pertahanan Mayjen TNI Rizal Ramdani dan tokoh masyarakat Papua Selatan, Jhon Glube Gebze.

Setelah berdialog, masyarakat akhirnya sepakat mendukung program pemerintah tersebut dengan catatan; mereka juga berhak atas tanah ulayat, olehnya itu masyarakat adat meminta hasil limbah dari pembukaan lahan dikelola oleh masyarakat adat.

Untuk mengantisipasi masalah yang sama terjadi, sosialisasi terus dilakukan di Distrik Ilwayab, Distrik Kaptel, Distrik Ngguti dan Distrik Muting.

Jauh hari sebelumnya, Haji Isam dan timnya sudah melakukan survey untuk titik pembangunan pelabuhan, titik-titik ruas jalan poros di empat distrik, dan termasuk lokasi cetak sawah.

Bagi Haji Isam, proyek besar tanpa didukung infrastruktur yang memadai hanya sebuah kesia-siaan. Pembangunan jalan, pelabuhan, perumahan untuk kariawan, pengairan, dan sarana telekomunikasi, semua harus dipikirkan dari sekarang.

“Jangan sampai proyek ini berjalan, karyawan tidak memiliki tempat tinggal. Karyawan tidak memilik sarana air bersih, listrik dan telkomunkasi, sehingga mereka tidak betah,” ungkap Haji Isam.

Bagi beberapa petinggi TNI yang mendampingi Haji Isam di lapangan, Haji Isam adalah adalah aset negara yang harus dijaga. Menurut mereka, tidak ada pengusaha seperti Haji Isam. Buang uang tanpa berpikir untung rugi untuk negara.

Pangdam XVII/ Cendrawasih, Mayjen Rudi Puruwito, menyampaikan pihaknya akan mendukung secara totalitas gagasan Presiden terpilih dan Haji Isam.

Asisten Operasi Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Asops Kaskogabwilhan III), Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, mengatakan Haji Isam adalah Patrior Merah Putih. “Pak Haji Patriot Merah Putih," ungkap Jenderal muda tersebut.

Apa yang menjadi gagasan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, melalui tangan Haji Isam diharapkan bisa menjadi kado pada hari Kemerdekan Republik Indonesia bagi tanah Papua, khususnya Merauke.

Dampak positifnya, proyek ini bisa menciptakan jutaan lapangan kerja, memutus pengangguran, dan meningkatkan perputaran ekonomi serta meningkatkan pembangunan infrastruktur yang menjadi kebutuhan masyarakat di tanah Papua.

Menurut Country Manager of Sany Indonesia, Mr. Liang Jing atau biasa disapa Jason, pesanan dua ribu unit itu merupakan angka yang sangat besar.

“Ini pertama kali di China, bahkan di dunia. 2,000 unit sekaligus, ini rekor dunia”, ungkap Jason, Rabu siang.

Sebelumnya, Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, memiliki gagasan besar untuk bangsa ini, bagaimana Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, sehingga Indonesia tidak mengimpor beras lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement