REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR RI dari fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyiapkan langkah mitigasi gempa Megathrust di Indonesia.
"Perlu dilibatkan seluruh komponen pemerintahan yang ada sehingga tidak menjadi kepanikan. Oleh karena itu, kalau ini memang akan terjadi, harus ada mitigasi, harus ada persiapan menghadapi ini," kata Syahrul, Kamis (22/8/2024).
Selain langkah mitigasi, ia juga meminta BMKG agar memberikan informasi berdasarkan data yang akurat terkait dengan potensi terjadinya gempa Megathrust itu. "Kita berharap pemerintah harus bijak dalam memberikan informasi," ucapnya.
Sementara itu, masyarakat pun harus bijak dalam menerima informasi. Ia mengimbau agar masyarakat tidak menerima begitu saja informasi mengenai gempa Megathrust dari pihak tidak terpercaya. "Kita minta masyarakat juga harus bijak dalam menerima informasi ini," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa Megathrust terjadi di Indonesia.
"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasi nya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Dwikorita Karnawati.
Kemudian, kata dia melanjutkan, zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai juga perlu dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.
"Pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dibangun bangunan-bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (Megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo," katanya.
Dwikorita Karnawati mencontohkan Pemda DIY merupakan salah satu pemda yang telah menyiapkan tata ruang yang aman menghadapi potensi gempa Megathrust lewat pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo.
"Yogyakarta International Airport itu sudah disiapkan untuk menghadapi Megathrust. Jadi dibangun insya Allah desainnya dirancang tahan gempa 8,5 magnitudo. Megathrust dan elevasinya lebih tinggi dari elevasi tsunami. Jadi kalau sedang berada di Bandara YIA, kalau ada gempa, ada tsunami, jangan keluar gedung. Tempat paling aman di situ, lari ke lantai mezzanine dan lantai 2 dan ada Crisis Center untuk masyarakat mampu menampung 2.000 orang, bandara-nya itu menampung 10 ribu orang," katanya.