Ahad 25 Aug 2024 07:30 WIB

FPCI Jaga Momentum Isu Perubahan Iklim 

Isu perubahan iklim harus terus menjadi perhatian.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Perubahan iklim (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Indonesia Net-Zero Summit (INZS). Program Manager FPCI Climate Unit Kiara Putri Mulia mengatakan, acara tahunan ini digelar untuk terus mendorong momentum isu perubahan iklim di tengah berbagai isu lainnya yang sedang berkembang.

"Konferensi perubahan iklim bisa dibilang terbesar di Indonesia tapi yang diselenggarakan organisasi masyarakat sipil," kata Kiara di sela INZS, Sabtu (24/8/2024).

Baca Juga

Kiara mengatakan tahun ini ada 7.000 pendaftar dan tiga ruang yang tersedia terisi penuh. Acara ini dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury dan beberapa selebriti seperti Nadine Chandrawinata dan Mikha Tambayong. "Jadi merangkul semua pihak," katanya.

Kiara mengatakan INZS digelar untuk menjaga momentum isu perubahan iklim. Ia menambahkan FPCI ingin isu perubahan iklim tetap menjadi perhatian di tengah isu-isu lain seperti konflik atau gejolak politik. "Kami tidak mau tuntutan iklim ini surut dari diskursus nasional," kata Kiara.

Ia berharap isu perubahan iklim tetap menjadi perhatian masyarakat dan pembuat kebijakan. Dalam pidato pembukaannya, mantan menteri luar negeri dan Pendiri FPCI Dino Patti Djalal mengatakan saat ini bangsa Indonesia sedang diserang bertubi-tubi dan tiada hentinya.

"Kenapa saya sebut perang karena kita melawan suatu kekuatan yang sangat dahsyat yang akan mengancam keamanan dan kesejahteraan dengan cara membunuh dan merusak rakyat dan negara kita, serangan ini begitu dahsyatnya sampai disebut sebagai existential threat," kata Dino.

Ia mengutip Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengatakan umat manusia dalam kondisi darurat iklim. Dalam perang ini ada kemungkinan umat manusia bisa kalah.

"Kalah kenapa karena musuhnya lebih kuat dari kita, atau karena kita lengah atau karena kita lemah, atau karena senjata kita kurang atau karena kita malas bertarung melawan musuh ini. Dan kalau kita kalah, suhu rata-rata bumi kita mencapai 3 atau 4 atau bahkan 6 derajat Celsius, kalau ini terjadi maka Indonesia akan lumpuh," kata Dino. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement