Jumat 06 Sep 2024 18:15 WIB

Haidar Alwi Minta Anggota Polri Teladani Kesederhanaan Kapolri

Oknum anggota Polri diduga flexing.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Foto: Humas Mabes Polri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi meminta keluarga besar korps bhayangkara untuk meneladani kesederhanaan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Itu karena, Haidar mendapatkan informasi dari masyarakat tentang masih adanya anggota Polri dan keluarga yang diduga gemar bergaya hidup mewah (hedon) dan dipamerkan di media sosial (flexing).

Baca Juga

"Seharusnya mereka meneladani kesederhanaan yang dicontohkan oleh Kapolri dan istri. Beliau tidak pernah bergaya hidup mewah apalagi memamerkannya di media sosial. Tidak pernah. Padahal beliau orang nomor satu di Polri. Yang hedon dan flexing harusnya malu," kata Haidar, Jumat (6/9/2024).

Diduga, oknum yang diduga hedon dan flexing tersebut berasal dari perwira tinggi (pati) Polri yang sebelumnya sudah pernah viral dan menjadi sorotan publik. Namun bukannya berubah, malah seperti tidak pernah jera.

Gara-gara ulah segelintir oknum, banyak anggota Polri lainnya yang ikut terdampak sedangkan hidupnya pas-pasan. Terutama mereka yang pangkat dan jabatannya masih tergolong rendah. Ibaratnya, karena nila setitik rusak susu sebelanga.

"Kalau efeknya hanya terbatas pada oknum yang bersangkutan, silakan saja. Ini satu institusi ikut terdampak karena timbul stigma dan dicap oleh masyarakat sebagai lembaga yang hedon dan flexing. Sebagai senior dan atasan sudah selayaknya mejadi contoh yang baik bagi junior dan bawahannya," kata Haidar Alwi.

Terlebih, masih hangat kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia yang menunjukkan kesederhanaan luar biasa meskipun menyandang status sebagai pemimpin umat beragama di dunia sekaligus pemimpin negara Vatikan.

Mulai dari penggunaan pesawat komersil, mobil biasa dan menolak tidur di hotel berbintang, hingga jam tangan murah dan sepatu tua yang sudah lusuh.

"Kesederhanaan Paus seperti tamparan keras bagi para pejabat yang gemar hedon dan flexing. Tapi sayangnya, walaupun sudah ditampar sangat keras, masih banyak yang belum introspeksi diri," ungkap Haidar.

Oleh karena itu, R Haidar Alwi mengajak seluruh keluarga besar korps bhayangkara agar bersama-sama menjaga marwah institusinya. Jangan sampai di saat sebagian besar sibuk membangunnya, sebagian lainnya justru malah sibuk meruntuhkannya.

"Bukan hanya anggota Polri tapi juga keluarganya, istri dan anak-anaknya harus bisa menjaga marwah Polri. Supaya apa yang sudah dibangun dengan susah payah tidak berakhir sia-sia," kata Haidar.

sumber : Web
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement