Rabu 11 Sep 2024 10:16 WIB

Kolombia Jadi Negara Paling Mematikan bagi Aktivis Lingkungan

Sebanyak 73 pembela lingkungan Kolombia dibunuh tahun lalu.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Aktivis lingkungan melakukan aksi damai mendesak pemimpin dunia untuk mengatasi perubahan iklim, di Bogota, Kolombia, September 2018.
Foto: REUTERS/Luisa Gonzalez
Aktivis lingkungan melakukan aksi damai mendesak pemimpin dunia untuk mengatasi perubahan iklim, di Bogota, Kolombia, September 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kolombia merupakan tuan rumah Pertemuan Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) tahun ini. Namun menurut Global Witness, Kolombia merupakan negara paling mematikan bagi aktivis lingkungan. 

Kelompok advokasi asal Inggris itu mengatakan 73 pembela lingkungan Kolombia dibunuh tahun lalu. Dalam laporan tahunannya, Global Witness mengatakan Kolombia menjadi negara dengan angka kematian aktivis lingkungan tertinggi dalam satu tahun sejak mereka mulai melakukan pencatatan pada tahun 2012. "Angkanya sangat mengerikan," kata penasihat senior kampanye pembela lingkungan dan lahan Global Witness Laura Furones, Selasa (10/9/2024).

Ia menambahkan, angka dalam laporan ini konservatif dan kemungkinan besar tidak lengkap. Global Witness mengatakan pada 2023 sebanyak 196 aktivis lingkungan dan lahan dibunuh. Amerika Latin menjadi wilayah paling mematikan, 85 persen pembunuhan terjadi di sana. 

Temuan di Kolombia sangat bertolak belakang dengan janji pemerintahan Presiden Gustavo Petro yang mulai menjabat 2022 dan berjanji mengakhiri konflik selama 60 tahun dan mendorong keadilan lingkungan untuk masyarakat.