Kamis 12 Sep 2024 11:37 WIB

PLN Siapkan Listrik Bersih Layani Pertumbuhan Industri Data Center di Indonesia

Diperkirakan pasar data center global akan tumbuh 39,7 miliar dolar AS hingga 2032,

Red: Lida Puspaningtyas
Penandatanganan MoU Layanan Green Energy as a Services melalui Renewable Energy Certificate (REC) antara PLN dan Ajinomoto Indonesia yang dilakukan oleh Vice President Enterprise Solution, Faisal Muslim dan Presiden Direktur Ajinomoto Indonesia, Naoto Minemura dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).
Foto: PLN
Penandatanganan MoU Layanan Green Energy as a Services melalui Renewable Energy Certificate (REC) antara PLN dan Ajinomoto Indonesia yang dilakukan oleh Vice President Enterprise Solution, Faisal Muslim dan Presiden Direktur Ajinomoto Indonesia, Naoto Minemura dalam gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) siap mendukung pengembangan bisnis pusat data (data center) di Indonesia melalui penyediaan listrik andal dan bersih. Upaya ini dalam rangka membantu pemerintah mengakselerasi transformasi digital demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi menyoroti pentingnya pengembangan bisnis data center di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan adopsi teknologi digital di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah terus mendorong ketersediaan infrastruktur yang memadai agar investasi bisnis data center bisa masuk ke Indonesia.

Baca Juga

Diperkirakan pasar data center global akan tumbuh 39,7 miliar dolar AS hingga tahun 2032 dengan peningkatan per tahun sebesar 4,8 persen. Sementara di Indonesia pasar pusat data memberi peluang ekonomi hingga 3,37 miliar dolar AS. Selain itu, posisi Indonesia sebagai pusat persimpangan jalur komunikasi global menjadikan RI berpeluang menjadi hub bisnis data center.

“Terdapat kesamaan faktor pendukung (investasi) yang dapat kita jadikan benchmark untuk Indonesia. Misalnya faktor kemudahan dalam proses perizinan, ketersediaan infrastruktur dan energi, serta pemberian insentif yang mendukung investasi,” ujar Budi dalam CNBC Indonesia Data Center Industry Dialogue pada Rabu, (11/9).