Senin 16 Sep 2024 23:31 WIB

KLHK Klaim Indonesia Berhasil Turunkan HCFC untuk Lindungi Lapisan Ozon

Tanpa intervensi, penipisan ozon tidak terkendali.

Red: Indira Rezkisari
Dalam gambar warna semu NASA ini, biru dan ungu menunjukkan lubang di lapisan ozon pelindung Bumi di atas Antartika pada 5 Oktober 2022. Lapisan ozon pelindung Bumi perlahan tapi nyata sembuh dengan kecepatan yang akan sepenuhnya memperbaiki lubang di Antartika pada sekitar 43 tahun, laporan baru PBB mengatakan.
Foto: NASA via AP
Dalam gambar warna semu NASA ini, biru dan ungu menunjukkan lubang di lapisan ozon pelindung Bumi di atas Antartika pada 5 Oktober 2022. Lapisan ozon pelindung Bumi perlahan tapi nyata sembuh dengan kecepatan yang akan sepenuhnya memperbaiki lubang di Antartika pada sekitar 43 tahun, laporan baru PBB mengatakan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dalam peringatan Puncak Hari Ozon Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan Indonesia berhasil menurunkan HCFC (Hydrochloroflourocarbon) sebagai upaya perlindungan lapisan ozon di atmosfer bumi. Peringatan yang digelar di mal Botani Square Kota Bogor, Senin (16/9/2024), merupakan bagian dari World Ozone Day (WOD) 2024 yang jatuh pada tanggal 16 September. WOD tahun ini mengambil tema Advancing Climate Action atau “Tingkatkan Aksi Iklim, Ozon Aman”.

Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya menyampaikan Panel Penilaian Ilmiah yang didukung PBB untuk Protokol Montreal tentang Bahan-bahan yang Merusak Lapisan Ozon, melalui laporan empat tahunan, mengonfirmasi penghapusan hampir 99 persen bahan perusak ozon yang dilarang.

Baca Juga

Ia memaparkan, Indonesia berhasil menurunkan HCFC sebesar 37,5 persen di tahun 2020 dan 55 persen di tahun 2023. Siti Nurbaya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap seluruh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, semua pihak penggerak dan pelaksana aksi-aksi perlindungan lapisan ozon di Indonesia.

“Jika kebijakan saat ini tetap berlaku dan diimplementasikan, lapisan ozon diperkirakan akan pulih sekitar tahun 2066 di Antartika, tahun 2045 di Arktik, dan tahun 2040 di seluruh dunia,” jelasnya. Siti Nurbaya mengatakan upaya menghilangkan bahan perusak ozon telah memperlambat pemanasan global secara signifikan.