Selasa 17 Sep 2024 12:42 WIB

PGE Dorong Percepatan Pemanfaatan Panas Bumi

Semua sumber EBT, termasuk panas bumi, harus dioptimalkan potensinya.

Red: Satria K Yudha
Wilayah kerja PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong.
Foto: Dok PGE
Wilayah kerja PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panas bumi dinilai merupakan energi hijau yang paling layak untuk dikembangkan sebagai tulang punggung transisi energi nasional dan mendukung agenda transisi energi nasional dan pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2060. Upaya percepatan pengembangan panas bumi akan menarik investasi, mendorong pengembangan teknologi di dalam negeri, dan memberikan dampak positif pada perekonomian.

Pesan mengenai pentingnya peran energi panas bumi ini telah disampaikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 belum lama ini, dan akan kembali digaungkan di ajang The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 18-20 September 2024.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki total potensi panas bumi sebesar 24 GW, setara dengan 17 persen cadangan global dan terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Sebagian besar cadangan merupakan sumber daya berkualitas tinggi, atau kategori high enthalpy (bersuhu tinggi) yang sangat sesuai untuk pembangkit listrik.

Pemanfaatan 30 persen saja dari potensi energi panas bumi Indonesia tersebut akan mampu memperkuat ketahanan energi nasional. Karena itu, diperlukan upaya percepatan pengembangan energi panas bumi.