Rabu 18 Sep 2024 16:26 WIB

Konferensi Tata Lingkungan Dorong Investasi Hijau

Investasi hijau berorientasi pada keberlanjutan.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Investasi hijau (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Investasi hijau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan Konferensi Tata Lingkungan Indonesia 2024 dengan tema "Better Environment for Sustainable Investments Toward." Forum ini menjadi langkah penting dalam mendukung visi “Indonesia Emas 2045,” dengan menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Selain itu, untuk mendorong investasi hijau di Tanah Air. 

Konferensi Tata Lingkungan Indonesia Tahun 2024 diselenggarakan untuk menjadi forum strategis dalam merumuskan kebijakan, inovasi, dan kolaborasi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan keberlanjutan, dengan fokus pada peran lingkungan sebagai fondasi investasi berkelanjutan.

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PTKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya kebijakan lingkungan sebagai fondasi awal menuju masa depan Indonesia yang lebih hijau. 

“Kebijakan yang kokoh dan berkelanjutan menjadi panduan untuk memastikan langkah pembangunan tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem alam,” katanya, Rabu (18/9/2024).

Dalam sambutannya, Hanif juga menyoroti peran krusial investasi hijau dan ekonomi berkelanjutan. Menurutnya, investasi hijau berorientasi pada keberlanjutan, menegaskan kebutuhan mendesak untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang kuat tanpa mengorbankan lingkungan. 

Konferensi ini berupaya untuk mendorong perumusan kebijakan yang memastikan setiap proyek pembangunan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.

Selain itu, Hanif menambahkan sinergi antara sektor publik dan swasta sangat diperlukan untuk memperluas investasi hijau yang mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi nasional. 

Investasi pada proyek-proyek ramah lingkungan, seperti energi terbarukan dan infrastruktur hijau, diharapkan mampu meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia sekaligus menjaga ekosistem alam.

Dengan pendekatan kolaboratif ini, Indonesia diproyeksikan mampu mencapai visinya sebagai negara yang sejahtera secara ekonomi tanpa merusak lingkungan. Hanif menekankan kebijakan lingkungan yang efektif tidak hanya mengatur tetapi juga memandu langkah-langkah nyata lainnya dalam proses pembangunan. 

Hal ini mencakup penerapan standar lingkungan yang ketat, pemantauan kualitas lingkungan, serta penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan.

Konferensi Tata Lingkungan 2024 diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang mampu mendorong praktik pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, mendukung perjalanan menuju "Indonesia Emas 2045." 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement