Jumat 20 Sep 2024 13:53 WIB

Erick Thohir: ESG Pilar Penting Pembangunan Berkelanjutan

Sebanyak 15 perusahaan mendapat penghargaan Anugerah ESG Republika.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Para menteri dan tamu undangan berfoto bersama usai acara Anugerah ESG Republika 2024 di Jakarta, Kamis (19/9/2024). Sebanyak 15 perusahaan dan lembaga meraih penghargaan Anugerah ESG Republika 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Para menteri dan tamu undangan berfoto bersama usai acara Anugerah ESG Republika 2024 di Jakarta, Kamis (19/9/2024). Sebanyak 15 perusahaan dan lembaga meraih penghargaan Anugerah ESG Republika 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG) merupakan pilar penting bagi pembangunan keberlanjutan. Semua perusahaan sudah harus menerapkan prinsip ESG.

“Perlu adaptasi, tapi harus yakin Indonesia bisa," tulis Erick di media sosial miliknya, dikutip Republika, Jumat (20/9/2024).

Penerapan ESG penting untuk membantu pencapaian target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Menteri BUMN hadir dalam acara Anugerah ESG Republika 2024 bersama beberapa koleganya di Kabinet Indonesia Maju. Ada Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi. Juga sederet tamu penting lainnya.

Anugerah ESG Republika berlangsung di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (19/9/2024) petang WIB. Sebanyak 14 perusahaan dan lembaga mendapat penghargaan perihal keberhasilan mereka menerapkan praktik ESG di lingkungan kerja secara optimal.

Menteri ESDM Bahlil saat menyampaikan pidato kunci mengatakan, saat ini seluruh dunia berbicara tentang energi hijau, industri hijau. Indonesia, jelas dia, beruntung karena memiliki sumber daya alam melimpah, dalam hal ini energi terbarukan (EBT). Indonesia juga bisa memanfaatkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage/CCS) untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.

"Hampir seluruh dunia akan mencari negara-negara yang memiliki dua keunggulan ini (EBT dan CCS) untuk melakukan investasi manufaktur. Nah, Indonesia punya itu," ujar Bahlil.

Republika dalam kapasitasnya melakukan berbagai kegiatan sebagai upaya mendukung penerapan praktik ESG. Republika menggelar serangkaian acara bertajuk Sehati untuk Bumi. Kampanye ini bertujuan untuk mengarusutamakan isu ESG di Indonesia, sejalan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement