REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) menyoroti bagaimana banyaknya perempuan mengelola usaha kecil mereka, terutama dalam sektor kuliner, rumah tangga, dan fashion. Produk yang dikelola oleh perempuan, baik itu makanan maupun produk rumah tangga, menjadi bagian penting dari perkembangan ekonomi lokal.
Untuk merangkum gagasan-gagasan soal perempuan, PPUMI pun mengadakan kegiatan "All About Women" pada Rabu-Jum’at, 18 - 20 September 2024 di Gedung Dhanapala Komplek Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
Acara ini bertemakan “UKM Garda Terdepan Dalam Membantu Kesejahteraan Ekonomi Keluarga”. Ketua Umum PPUMI Munifah Syanwani mengatakan, perempuan memiliki peran yang luar biasa dalam mengelola usaha kecil dan mikro. Seperti yang disampaikan dalam wawancara, perempuan tidak hanya mengelola usaha-usaha kecil, tetapi tidak sedikit juga yang menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga. Banyak dari mereka yang berhasil mengembangkan usaha dari skala kecil hingga besar, menciptakan produk-produk unggulan yang sangat diminati pasar. Hal ini membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang besar untuk maju.
“Namun, tantangan masih ada. Stigma negatif sering kali melekat pada perempuan yang dianggap sulit untuk maju dan berinovasi. Padahal, kenyataannya banyak perempuan yang sukses mengelola UKM dan UMKM yang tidak hanya menopang kehidupan keluarga mereka, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Ini merupakan bukti bahwa pemberdayaan perempuan melalui UKM dan UMKM adalah kunci bagi kebangkitan ekonomi Indonesia,” ucap Munifah Syanwani.
Dalam "All About Women", sebanyak 173 UKM dan UMKM yang dikelola perempuan berpartisipasi. Acara tersebut menunjukkan betapa perempuan dapat menjadi pelaku utama dalam sektor ini. Tidak hanya di sektor makanan, tetapi juga di sektor non-makanan seperti pakaian, perempuan menunjukkan peran yang signifikan dalam menggerakkan roda ekonomi. “UKM dan UMKM yang hadir disini datang dari berbagai wilayah Indonesia, dari Pulau Sumatra hingga Papua,” kata dia.
Salah satu fokus utama dari pemberdayaan perempuan di UKM dan UMKM adalah keberlanjutan ekonomi rumah tangga. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara, perempuan sering kali harus mengelola ekonomi keluarga, terutama ketika mereka menjadi tulang punggung keluarga setelah kehilangan pasangan. Dengan ketabahan dan kerja keras, mereka tidak hanya mengasuh anak-anak mereka tetapi juga membangun usaha yang membantu mereka bertahan hidup.
Pemberdayaan perempuan melalui UKM dan UMKM juga mendapat dukungan dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Keuangan. Dalam berbagai acara, kementerian turut hadir untuk mendukung dan mempromosikan produk-produk yang dihasilkan oleh perempuan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah juga melihat pentingnya peran perempuan dalam sektor UKM dan UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, inisiatif ini juga didorong oleh perayaan Hari UMKM Nasional yang jatuh setiap tanggal 12 Agustus. Momen ini digunakan untuk mengakui kontribusi UKM dan UMKM dalam perekonomian, terutama di masa pasca-pandemi di mana UKM menjadi salah satu sektor yang paling cepat bangkit.
Harapan ke depan adalah bahwa UKM dan UMKM yang dikelola oleh perempuan dapat terus berkembang dan menjadi penopang ekonomi Indonesia. Melalui sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, inisiatif pemberdayaan perempuan ini diharapkan dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi ekonomi Indonesia.
Dengan demikian, pemberdayaan perempuan melalui UKM dan UMKM bukan hanya tentang menciptakan lapangan kerja, tetapi juga tentang membangkitkan ekonomi dari akar rumput. Perempuan memiliki peran penting dalam menggerakkan sektor ini dan dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi motor penggerak bagi kebangkitan ekonomi nasional.