Sabtu 28 Sep 2024 23:57 WIB

Wisata Hiu Desa Botubarani Semakin Populer, PAD Meningkat

Pengalaman berenang bersama hiu menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pengunjung menaiki perahu transparan untuk melihat Hiu Paus (Rhincodon Typus) di objek wisata Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo,, Rabu (22/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Pengunjung menaiki perahu transparan untuk melihat Hiu Paus (Rhincodon Typus) di objek wisata Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo,, Rabu (22/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Desa Botubarani, sebuah desa kecil di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, telah menjadi destinasi wisata yang semakin populer berkat keberadaan hiu paus yang ramah. Pengalaman berenang bersama makhluk laut terbesar ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Bone Bolango Yudiawan Maksum mengatakan pendapatan Asli Daerah (PAD) dari objek wisata hiu paus di Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo terus meningkat. "Sampai bulan September 2024, sudah mencapai 45 persen dari total capaian PAD yang disumbangkan untuk daerah. Khusus bulan Agustus 2024, tercatat ada Rp168,4 juta yang masuk ke daerah," ucap dia, Sabtu (28/9/2024).

Baca Juga

Walaupun ia belum bisa secara langsung merinci peningkatan jumlah pendapatan di objek wisata tersebut, ia yakin berdasarkan data yang tercatat pada bendahara, bahwa peningkatan PAD setiap bulannya dari lokasi itu sudah bisa dibilang signifikan. Ia mengatakan, hal tersebut menjadi alasan pemerintah Kabupaten Bone Bolango dalam hal ini Dinas Pariwisata, untuk melakukan pengembangan dan peningkatan fasilitas penunjang di dalamnya.

Pada 2022, kata dia, pemerintah melakukan pengembangan sarana dan prasarana di lokasi wisata dengan menggunakan dana dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 1,5 miliar. Berkaitan dengan fasilitas pendukung menurut dia, objek wisata hiu paus tercatat masih minim penginapan, karena hanya ada dua rumah tinggal yang tersedia dan sering dimanfaatkan oleh pengunjung.

Terkait retribusi, katanya pihak pemerintah hanya sebatas memungut karcis masuk saja, yakni Rp 10 ribu untuk wisatawan lokal Nusantara, dan Rp 50 ribu untuk mancanegara. Adapun hal lain yang sering dikeluhkan wisatawan lokal adalah, mahalnya harga sewa perahu tembus pandang, yang disediakan oleh kelompok masyarakat yakni mencapai Rp 500 ribu sekali sewa.

Menurut Yudin, hal itu perlu dievaluasi agar objek wisata unggulan itu dapat berkembang, sehingga bisa menguntungkan pemerintah daerah maupun masyarakat. Terlebih objek wisata hiu paus di Desa Botubarani menjadi destinasi wisata unggulan di Provinsi Gorontalo yang telah mendunia.

"Kami pemerintah akan terus berupaya semaksimal mungkin dalam mengembangkan sektor pariwisata. Jika PAD meningkat, perekonomian pemerintah dan masyarakat juga akan lebih baik," kata dia.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement