REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS -- Pendiri Rembuk Pemuda Aidil Pananrang mengapresiasi Langkah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang membuka ruang seluas-luasnya bagi para pemuda dalam wujudkan Swasembada Pangan Indonesia. Hal ini disampaikan pada saat peninjauan Lokasi Cetak Sawah sekaligus pelepasan mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk Kedaulatan Pangan bersama Menteri Pertanian RI di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, akhir pekan ini.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Pak Mentan yang telah memberikan ruang kepada para pemuda untuk bisa terlibat langsung dalam agenda pengembangan kluster pertanian modern. Milenial dan Gen Z memiliki porsi 52% dari total populasi Indonesia, sehingga kalau kekuatan besar ini kita dorong untuk memajukan sektor pertanian tentu kami optimis Swasembada Pangan bisa tercapai,” ujar Aidil yang pernah masuk nominasi Asia Pacific ICT Award di tahun 2017 silam.
“Di satu sisi Indonesia mengalami bonus demografi yang berarti kita memiliki banyak anak muda usia produktif, di sisi lain sektor pertanian juga membutuhkan banyak SDM unggul untuk mengelola. Apa yang dilakukan Pak Mentan dengan membuka ruang besar bagi pemuda untuk terlibat di sektor pertanian ini tentu menjadi langkah strategis yang sangat solutif dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia,” tambahnya.
Aidil menilai bahwa pengembangan pertanian Indonesia telah berada pada track yang optimal di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian, hal ini bisa dilihat dari capaian positif kinerja Amran sewaktu menjabat Menteri Pertanian periode 2014-2019, dan dilanjutkan pada tahun 2023-2024. Sehingga Aidil berharap tren positif ini dapat terus dilanjutkan oleh Amran Sulaiman di masa-masa yang akan datang.
“Hari ini kita melihat bagaimana Pak Mentan betul-betul serius mendorong pengembangan klaster pertanian modern, mengintegrasikan proses pertanian dengan teknologi dan mekanisasi. Misalnya penggunaan drone untuk pemupukan dan pembibitan, serta traktor modern yang canggih. Kami rasa tidak salah kalau Pak Mentan ini kita sebut sebagai Bapak Pertanian Modern Indonesia,” kata Aidil yang merupakan alumni Magister Teknik di Universitas Indonesia.
Aidil menambahkan bahwa Rembuk Pemuda sebagai kapal besar gerakan pemuda dari seluruh Indonesia siap mengawal dan terlibat aktif dalam agenda-agenda strategis Kementerian Pertanian kedepan, hal ini dibuktikan dengan menginisasi program Rembuk Pemuda Tani dan juga langsung menerjunkan kader-kader terbaik untuk menjadi Petani Milenial di Kalimantan Tengah.
“Di Rembuk Pemuda, kami tidak hanya berembuk namun juga beraksi dan berdampak bagi bangsa Indonesia. Maka dari itu kami hari ini langsung menerjunkan kader-kader terbaik dari berbagai wilayah Indonesia untuk ikut serta sebagai Petani Milenial di Kabupaten Kapuas. Kedepan, kami akan menerjunkan lebih banyak lagi kader kami agar bisa berkontribusi langsung dalam mewujudkan Swasembada Pangan Indonesia," tambahnya.
Rayhan Mantiri sebagai salah satu kader Rembuk Pemuda yang diterjunkan untuk mengikuti program Rembuk Pemuda Tani ini juga menyampaikan optimism bahwa program ini akan berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi bangsa.
“Hari ini kami bersama teman-teman dari Rembuk Pemuda terjun langsung untuk turut menggarap lahan pertanian selama beberapa bulan kedepan. Kami percaya bahwa kontribusi terhadap bangsa dan negara bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui sektor pertanian. Yang terpenting adalah anak muda mau turun langsung dan bekerja keras, tidak hanya terjebak dalam ruang-ruang narasi ataupun wacana yang tidak produktif,” ungkap Rayhan.
Adapun, Amran optimistis pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Indonesia bisa mencetak sejarah pertama menjadi eksportir terbesar dari Indonesia ke seluruh dunia.
Mentan menambahkan saat ini pemerintah juga tengah berupaya mendukung program makan bergizi gratis untuk lebih dari 28 juta anak sekolah. Salah satunya dengan melanjutkan program pekarangan pangan lestari yang dulu pernah dilakukan.
"Mimpi kita ke depan untuk program makan bergizi gratis adalah tidak ada impor karena semua bisa dihasilkan dari pekarangan. Ini bisa surplus dan kita tinggal tambah substitusi menu makan dari protein yang sudah surplus seperti telur dan ayam," kata Mentan.