REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Asosiasi pelabuhan regional Brasil, Amport, mengatakan kekeringan menahan pengiriman komoditas biji-bijian di Sungai Madeira. Jalur transportasi air yang menghubungkan daerah penghasil produk pertanian dengan pelabuhan-pelabuhan Brasil.
Sungai Madeira merupakan koridor kunci untuk pengiriman produk-produk dari daerah penghasil kedelai, Negara Bagian Mato Grosso ke pelabuhan ekspor yang berlokasi di negara-negara sebelah utara. "Pengangkutan biji-bijian di Madeira saat ini dihentikan karena kedalaman sungai di titik-titik kritis sekitar dua meter, sehingga navigasi komersial tidak layak dilakukan," kata Presiden Amport Flavio Acatauassu, dikutip Senin (30/9/2024).
Menurut data dari badan tanaman nasional Brasil, Conab, sekitar 34 persen ekspor kedelai Brasil pada tahun 2023 dan hampir 43 persen ekspor jagung dikirim melalui apa yang disebut wilayah North Arc, yang mencakup pelabuhan-pelabuhan yang terletak di Brasil utara.
Brasil adalah eksportir kedelai terbesar di dunia dan salah satu pengekspor jagung terbesar dunia. Namun, penghentian pengiriman ini mungkin tidak akan mempengaruhi ekspor Brasil karena para petani lokal telah mengirimkan sebagian besar biji-bijian yang diharapkan untuk tahun 2024.
Lembaga lobi pengusaha biji-bijian Brasil, Anec, mengatakan kapasitas yang lebih rendah untuk mengangkut biji-bijian melalui pelabuhan-pelabuhan di bagian utara telah meningkatkan biaya bagi para eksportir. Tetapi ia menambahkan perusahaan-perusahaan telah siap dengan situasi ini.
"Seharusnya tidak ada pengurangan ekspor biji-bijian karena kekeringan di wilayah utara, karena para pedagang bekerja dengan tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi," ujar Direktur Jenderal Anec, Sergio Mendes.