Senin 30 Sep 2024 08:15 WIB

Hari Rabies Sedunia 2024, WHO dan FAO Menyoroti Perlunya Tindakan Cepat

Sebanyak 26 provinsi di Indonesia masuk kategori endemis rabies.

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Veteriner menyuntik vaksin rabies pada kucing saat vaksinasi rabies gratis di Kelurahan Wirobrajan, Yogyakarta, Selasa (5/9/2023). Untuk mempertahankan kasus nol penyakit rabies sejak 1997 Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mengadakan vaksinasi rabies gratis untuk hewan peliharaan kucing, anjing, dan monyet milik warga yang berdomisili di Kota Yogyakarta. Sebanyak 2.300an vaksin rabies disiapkan untuk vaksinasi yang disebar pada 45 titik kelurahan dan 13 klinik hewan. Kegiatan vaksinasi ini akan berlangsung hingga 27 September mendatang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Veteriner menyuntik vaksin rabies pada kucing saat vaksinasi rabies gratis di Kelurahan Wirobrajan, Yogyakarta, Selasa (5/9/2023). Untuk mempertahankan kasus nol penyakit rabies sejak 1997 Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mengadakan vaksinasi rabies gratis untuk hewan peliharaan kucing, anjing, dan monyet milik warga yang berdomisili di Kota Yogyakarta. Sebanyak 2.300an vaksin rabies disiapkan untuk vaksinasi yang disebar pada 45 titik kelurahan dan 13 klinik hewan. Kegiatan vaksinasi ini akan berlangsung hingga 27 September mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mendorong tindakan menyeluruh di seluruh Indonesia untuk menghentikan kematian akibat rabies pada manusia, dengan menekankan setiap kematian akibat rabies dapat dicegah. Kedua badan PBB tersebut mendesak upaya perlindungan diri dan peningkatan tindakan One Health, termasuk vaksinasi massal anjing dan manajemen kasus gigitan terpadu.

Rabies adalah penyakit virus zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat, namun sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin. Hingga 99 persen kasus rabies pada manusia ditularkan melalui gigitan anjing yang terinfeksi. Begitu gejala klinis muncul, rabies hampir 100 persen berakibat fatal. Di Indonesia, anak-anak di bawah usia 15 tahun sering menjadi korban rabies.

Baca Juga

Pada Januari-Juli 2024, data publik menunjukkan 71 orang Indonesia meninggal karena rabies. Di antara 26 provinsi endemis rabies di Indonesia, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah yang paling terdampak, dengan laporan 19.320 kasus gigitan hewan yang berpotensi rabies pada manusia selama tahun 2023. Hal ini mengakibatkan 35 kematian akibat rabies. Dari Januari hingga Juli 2024, NTT melaporkan 16.180 kasus gigitan hewan yang berpotensi rabies dan 27 kematian akibat rabies.

“Masyarakat di provinsi terdampak rabies harus dibekali dengan pengetahuan dan akses terhadap intervensi yang dapat menyelamatkan nyawa,” kata Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr N Paranietharan dalam siaran pers WHO dan FAO, dikutip Senin (30/9/2024).