Senin 30 Sep 2024 09:59 WIB

Gen Z Butuh Gizi Prima, Badan Pangan Nasional Dorong Perbaikan Pola Konsumsi

Secara umum, konsumsi beras dan terigu di Indonesia masih tinggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Qommarria Rostanti
Petani memanen padi (ilustrasi). Kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia yang diukur dengan indikator skor pola pangan harapan (PPH) pada 2023 mencapai 94,1 di mana skor ideal berada di angka 100.
Foto: Republika/Prayogi
Petani memanen padi (ilustrasi). Kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia yang diukur dengan indikator skor pola pangan harapan (PPH) pada 2023 mencapai 94,1 di mana skor ideal berada di angka 100.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional menekankan pentingnya penguatan kualitas konsumsi pangan masyarakat melalui perbaikan gizi khususnya pada generasi Z agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang sehat, aktif, dan produktif. Hal ini diperlukan untuk menyongsong bonus demografi 2045 yang membutuhkan kesiapan generasi emas yang andal untuk membawa Indonesia menuju negara maju.

"Pola konsumsi pangan merupakan perilaku paling penting dalam mempengaruhi keadaan gizi seseorang,” kata Direktur Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional Rinna Syawal pada sesi diskusi IDEAFEST bertajuk "Di Balik Dapur Makan Siang Bergizi: Dari Ladang Hingga ke Piring" di JCC Senayan, Jakarta Sabtu (28/9/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia yang diukur dengan indikator skor pola pangan harapan (PPH) pada 2023 mencapai 94,1 di mana skor ideal berada di angka 100. Secara umum, konsumsi beras dan terigu di Indonesia masih tinggi.

Sebaliknya, konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, protein, sayur dan buah masih belum memenuhi anjuran yang ditetapkan. Di samping itu, konsumsi makanan dan minuman berkadar gula, garam, dan lemak masih tergolong tinggi, khususnya pada generasi muda.