Sabtu 05 Oct 2024 13:33 WIB

BBM Rendah Sulfur Bisa Tekan Emisi, Pemerintah Buat Strategi untuk Distribusinya

Ini agar kualitas udara tidak bertambah buruk.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi bahan bakar minyak (BBM).
Foto: Pertamina Patra Niaga
Ilustrasi bahan bakar minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor transportasi memegang kunci penting dalam upaya penurunan emisi. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar dampak buruk perubahan iklim tidak terus terjadi dan bertambah parah.

Langkah tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mewujudkan net zero emission (NZE) pada tahun 2060 mendatang, atau lebih cepat. Mengingat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan sulfur tinggi menjadi salah satu penyumbang emisi, maka mengganti dengan BBM yang rendah sulfur menjadi sebuah keharusan. Ini agar kualitas udara tidak bertambah buruk.

Baca Juga

"BBM rendah sulfur adalah sebuah kebutuhan. Karena kita semua tahu kualitas udara kita saat ini kurang bagus dan salah satu penyebabnya adalah BBM kita yang mengandung sulfur yang tinggi," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (Biro Klik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi, dalam situs resmi Kementerian ESDM, dikutip Sabtu (5/10/2024).

Agus menambahkan, untuk pelaksanaannya sendiri, Pemerintah telah membuat peta jalan (road map) pelaksanaan pendistribusian BBM rendah sulfur tersebut. Tentunya itu menjadi rujukan dalam implementasinya. "Road map pemanfataan BBM rendah sulfur sudah tersedia, tentunya pelaksanannya akan mengikuti road map tersebut."

Indonesia juga berkomitmen mengurangi emisi demi menjaga kenaikan suhu global. Caranya dengan menaikkan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) dari target pengurangan emisi karbon menjadi 32 persen (912 juta ton CO2) pada tahun 2030 dari sebelumnya 29 perseb atau setara 835 juta ton CO2. Penggunaan BBM bersulfur rendah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi emisi yang menjadi pemicu naiknya suhu pemanasan global tersebut.

Berdasarkan peta jalan yang ada, pendistribusian BBM bersulfur rendah jenis minyak solar pada tahap awal akan mulai didistribusikan di Jakarta, Cikampek dan Balongan. Kemudian dilanjutkan pada periode berikutnya di Nusa Tenggara dan Kalimantan. Lalu ke Sulawesi, Papua juga Maluku.

Pendistribusian jenis bensin bersih bersulfur rendah tahap awal akan mulai didistribusikan di daerah Sumatera bagian utara (Sumbagut). Kemudian dilanjutkan ke Sumatera bagian selatan sebagian. Lalu ke Banten dan Jawa Tengah bagian utara, serta ke Kalimantan Barat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement