Senin 07 Oct 2024 13:47 WIB

Ceko Bakal Gugat Aturan Emisi Mobil Uni Eropa

Uni Eropa menurunkan batasan maksimum rata-rata emisi karbon mobil.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah mobil terparkir di pabrik Skada Auto di Mlada Boleslav, Ceko, 18 Maret 2020.
Foto: REUTERS/David W Cerny
Sejumlah mobil terparkir di pabrik Skada Auto di Mlada Boleslav, Ceko, 18 Maret 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Menteri Transportasi Republik Ceko Martin Kupka mengatakan negaranya sedang mencari mitra untuk menggugat peraturan emisi CO2 Uni Eropa yang akan berlaku tahun depan. Uni Eropa menurunkan batasan maksimum rata-rata emisi karbon dioksida (CO2) yang diproduksi setiap kilometer perjalanan untuk mobil baru yang dijual di blok itu.

Sebelumnya, rata-rata emisi mobil baru adalah 116 gram CO2 per kilometer, maka pada tahun 2025, rata-rata emisi ini harus turun menjadi 95 gram CO2 per kilometer. Jika produsen mobil tidak mampu memenuhi target emisi, mereka akan dikenakan denda yang cukup besar.

Manufaktur otomotif akan dikenakan denda sebesar 95 euro untuk setiap gram/kilometer CO2 dikali jumlah kendaraan yang terjual. Otomotif merupakan industri terbesar di Republik Ceko.

Sektor itu berkontribusi sekitar 9 persen Produk Domestik Bruto (PBD). Negara itu memperingatkan peraturan batas emisi Uni Eropa yang berlaku pada 2025 akan membuat mereka kalah bersaing karena pabrik berisiko dijatuhi denda besar. Asosiasi Industri Otomotif (AutoSAP) Ceko mengatakan hal ini perlu diatasi.

"Berdasarkan kondisi pasar saat ini, hampir tidak mungkin memenuhi target-target ini, yang akan mengakibatkan denda besar hingga ratusan miliar crown bagi manufaktur mobil," kata presiden AutoSAP Martin Jahn, akhir pekan lalu.

Jahn yang juga anggota dewan perusahaan otomotif milik Volkswagen, Skoda Auto mengatakan sangat penting merevisi target-target CO2 sejak awal. AutoSAP dan Kupka mengatakan negara itu ingin mengasesmen tujuan Uni Eropa melarang mesin bahan bakar fosil pada tahun 2035 sebagai salah satu target iklim Uni Eropa.

Kupka mengatakan ia akan mencari dukungan dari negara anggota Uni Eropa lainnya. "Bersama-sama kami akan melakukan semuanya untuk memastikan kami tidak perlu memikirkan pabrik-pabrik ditutup dan lapangan kerja yang hilang di dalam negeri atau hilangnya mobilitas individu," kata Kupka.

Tahun lalu Uni Eropa meloloskan kebijakan akan melarang penjualan mobil yang menghasilkan emisi CO2 pada 2035, bersama dengan diakhirinya penjualan mobil yang menggunakan bensin dan diesel sebagai bahan bakarnya.

Dengan kata lain, mobil-mobil baru yang dijual di wilayah Uni Eropa setelah tahun 2035 haruslah kendaraan listrik atau kendaraan yang memiliki emisi nol.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement