Rabu 16 Oct 2024 18:51 WIB

Bersama 20 Tokoh Muda, KSP-Pijar Foundation Bangun Rekomendasi Kolaborasi Energi dan Iklim

Dukungan untuk mendukung transisi energi sangat penting.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
IFN Future Energy and Climate dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Foto: Dok. Web
IFN Future Energy and Climate dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dunia sedang mengalami krisis iklim. Sebagai negara dengan populasi dan sumber daya besar, Indonesia memainkan peran strategis dalam aksi iklim dunia, terutama dalam sektor energi.

Bertempat di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Indonesia Future Network (IFN) edisi Future Energy and Climate mengumpulkan 20 tokoh muda energi dan iklim dari berbagai latar belakang untuk membahas rekomendasi aksi kolaborasi dalam iklim dan energi.

Baca Juga

IFN Future Energy and Climate dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. "Perubahan iklim nyata, bukan mitos, dan awareness harus dibangun mulai sekarang agar kedepannya akan mudah dan dalam IFN saya melihat semangat generasi muda yang mau terlibat dan mencari inovasi untuk transisi energi," kata dia.

Dalam paparannya, Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, menekankan pentingnya mendukung transisi energi. “Transisi energi menuju Net Zero Emission harus dilakukan untuk menjamin ketahanan energi, mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan memitigasi perubahan iklim. Ini adalah sebuah keniscayaan jika kita ingin sukses dan tumbuh di masa depan,” ujar Rachmat Kaimuddin.

Prof. Eniya Listiani Dewi, Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa pengembangan energi terbarukan adalah prioritas utama bagi masa depan energi Indonesia. "Kami berupaya menciptakan sistem yang lebih efisien untuk mendukung investasi energi terbarukan, termasuk mempercepat proses perizinan dan mengurangi hambatan biaya. Ini akan membuka jalan bagi energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan di Indonesia," ujar Prof. Eniya.

Menambahkan perspektif pentingnya peran generasi muda, Hasintya Saraswati, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga, menyampaikan bahwa pemuda harus menjadi bagian aktif dalam proses penanganan krisis iklim.

“Pemuda merupakah subjek penting dalam proses penanganan krisis iklim, karena mereka juga merupakan generasi yang akan terdampak. Kami berharap melalui IFN, pemuda dapat berperan aktif didalam proses ini,” ujar Hasintya.

Sejalan dengan itu, Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil menyampaikan, krisis iklim adalah isu kompleks yang memerlukan sinergi antara inovasi dan regulasi.

"Kami berharap IFN menjadi jembatan dialog dan aksi nyata antara Pemerintah, sektor swasta, dan komunitas masyarakat,” ujar Cazadira Fediva Tamzil.

IFN merupakan kolaborasi antara Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Pemuda dan

Olahraga (Kemenpora), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan

Perencanaan dan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), berkolaborasi dengan Pijar

Foundation dan Perkumpulan Warga Muda. Merespon nyata berbagai tantangan nasional dan

global, IFN hadir sebagai forum kolaboratif bulanan yang mempertemukan Pemerintah, pemimpin

muda, dan sektor swasta untuk merumuskan aksi-aksi solusi nyata.

Sebagai bagian dari forum, para peserta IFN menyusun Rencana Aksi Kolaborasi yang berfokus

pada dekarbonisasi transportasi, akselerasi energi terbarukan, serta tata kelola maritim dan

karbon. IFN Future Energy and Climate diharapkan dapat menjadi titik awal bagi aksi-aksi iklim

dan energi yang lebih progresif dan inklusif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement