Kamis 17 Oct 2024 13:00 WIB

Permintaan Energi Meningkat, Limbah Nuklir di AS Menumpuk

Setiap tahun AS menambah 2.000 metrik ton sisa bahan bakar reaktor.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Pembangkit listrik tenaga nuklir/PLTN (ilustrasi)
Foto: EPA/Laurent Dubrule
Pembangkit listrik tenaga nuklir/PLTN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEVADA -- Perusahaan-perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) membangkitkan reaktor-reaktor lama dan membangun reaktor baru untuk memenuhi tingginya permintaan energi. Permintaan itu utamanya datang dari sektor teknologi kecerdasan artifisial, mata uang kripto, dan kendaraan listrik.

Namun, masih terdapat tantangan yang harus mereka hadapi. Salah satunya apa yang harus mereka lakukan terhadap ribuan ton sisa bahan bakar reaktor yang ada. AS memiliki 92.500 metrik ton bahan bakar bekas yang menumpuk di lokasi pembangkit listrik di seluruh negara itu.

Kelompok perdagangan industri nuklir, Nuclear Energy Institute memperkirakan setiap tahun AS menambah 2.000 metrik ton sisa bahan bakar reaktor. Angka ini belum termasuk PLTN baru yang akan dibangun dari kerja sama Microsoft dan Constellation Energy serta kerja sama Alphabet Google dan Kairos Power.

Limbah ini harusnya ditanam permanen di sebuah fasilitas di Pegunungan Yucca, Nevada. Tapi, pembangunan tertahan di pemerintahan mantan Presiden Barack Obama. Saat ini, Departemen Energi AS sedang mengerjakan proyek untuk menempatkan atau mengirim limbah itu ke tempat-tempat yang bersedia menampungnya. Tapi proyek ini berjalan lambat.

Rencana penyimpanan limbah di Texas tertahan di pengadilan. Sementara itu sekitar 40 ribu metrik ton sisa bahan bakar reaktor di AS harus disimpan di tempat yang memiliki listrik.

Badan Penelitian Kongres AS mengatakan salah satu kekhawatiran ketika tsunami menghantam PLTN Fukushima di Jepang pada 2011 lalu, ruang penyimpanan terlalu panas. Tapi kemudian, pemeriksaan menemukan hal itu tidak terjadi. Sebagian besar sisa bahan bakar nuklir AS sudah dipindahkan ke "tong kering" yang tidak membutuhkan listrik terus-menerus.

Namun, direktur keamanan tenaga nuklir Union of Concerned Scientists Edwin Lyman mengatakan ia khawatir regulator dan pejabat energi AS tidak memindahkan sisa bahan bakar nuklir tersebut dalam waktu yang tidak menentu. "(Walaupun sejauh ini aman) aneh untuk meyakini ini benar dilakukan selamanya," kata Lyman, Rabu (16/10/2024).

Pengamat energi dari lembaga think-tank isu perubahan iklim, The Breakthrough Institute Matthew Wald mengatakan rekam jejak perusahaan energi memiliki catatan keselamatan yang kuat dalam mengelola bahan bakar bekas. Sebagian besar biaya mereka ditutupi pemerintah federal yang mereka terima atas kegagalan Departemen Energi untuk membuka lokasi penyimpanan jangka panjang. Tapi kekhawatiran mengenai sisa bahan bakar nuklir masih ada.

"Mulai dari sudut pandang teknis, ini bukan sesuatu yang darurat, tapi mengatasi masalah limbah akan membantu membangun reaktor baru," katanya.

Prancis juga mengalami masalah dalam mengelola limbah bahan bakar nuklir. Constellation merupakan perusahan energi nuklir terbesar di AS yang memiliki 12 PTLN. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan itu, Constellation hingga 31 Desember tahun lalu mereka menampung seperlima dari total sisa bahan bakar nuklir di AS.

Perusahaan ini memiliki komite pengawas nuklir yang bertugas mengawasi operasi PLTN agar aman dan andal. Komite ini diketuai purnawirawan Laksamana Angkatan Laut AS John Richardson. Perusahaan itu merahasiakan dewan direksinya, langkah yang tidak populer bagi investor.

Satu dari dua reaktor Constellation di Three Mile Island meleleh pada tahun 1979 yang menjadi peristiwa PLTN terburuk di AS. Reaktor lainnya terus beroperasi pada tahun 2019. Perusahaan itu akan membangun kembali PLTN dengan bekerja sama dengan Microsoft.

Dalam pernyataannya, Constellation  mengatakan keselamatan adalah prioritas nomor satu. "Kami dengan rajin menyimpan, memberi nomor, membuat katalog, melacak, dan mengisolasi bahan bakar nuklir bekas yang digunakan fasilitas kami, sehingga kami tahu di mana setiap ons berada. Sebagai sebuah industri, nuklir adalah satu-satunya sumber energi berskala besar yang bertanggung jawab penuh atas semua limbahnya dan merencanakan pembuangannya,” kata Constellation.

Direktur senior untuk kelompok perdagangan NEI, Rod McCullum mengatakan semua bahan bakar bekas di Three Mile Island, sebanyak 743 metrik ton, telah dipindahkan ke tong kering sebagai persiapan untuk dinonaktifkan. “Hal ini memberikan mereka banyak fleksibilitas operasional,” kata McCullum.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement