Senin 21 Oct 2024 11:50 WIB

COP16 Menguji Komitmen Global untuk Lindungi Alam di Tengah Ancaman Kepunahan

COP16 pertemuan pertama negara-negara untuk membahas hilangnya keanekaragaman hayati.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Logo COP16 Colombia.
Foto: Wikimedia Commons
Logo COP16 Colombia.

REPUBLIKA.CO.ID, CALI -- Pemerintah Kolombia ingin masyarakat adat menjadi pusat Pertemuan Keanekaragaman Hayati PBB (COP16). Pertemuan yang akan diselenggarakan dari 21 Oktober sampai 1 November ini mempertemukan 190 negara dan diperkirakan akan dihadiri 15 ribu orang dari berbagai negara dan kelompok.

Direktur urusan pemerintah dan hubungan internasional kelompok konservasi WWF Ximena Barrera mengatakan, menggelar COP16 yang terbuka bagi semua orang dapat menjadi cara yang kuat untuk melibatkan semua pihak yang khawatir dengan penurunan keanekaragaman hayati, tapi tidak tahu bagaimana cara untuk mengatasinya. Ia mengatakan jajak pendapat menunjukkan banyak rakyat Kolombia yang khawatir dengan penurunan populasi fauna dan flora.

Baca Juga

"Jajak pendapat kami menunjukkan 46 persen rakyat Kolombia khawatir dengan kondisi sumber daya alam dan tujuh dari 10 orang ingin mengambil tindakan untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati, ini kesempatan luar biasa untuk mendidik dan memobilisasi mereka untuk melindungi lingkungan," kata Barrera seperti dikutip dari the Guardian, Ahad (20/10/2024).

COP16 merupakan pertemuan pertama negara-negara untuk membahas hilangnya keanekaragaman hayati di seluruh dunia sejak Perjanjian Kunming-Montreal pada tahun 2022. Pemimpin-pemimpin dunia akan menyepakati serangkaian janji untuk melindungi alam dunia.

Pakar ekologi memperingatkan tekanan deforestasi, polusi dan krisis iklim menyebabkan begitu banyak satwa, tanaman, fungi dan mikroorganisme di seluruh dunia punah. Namun sejak 2022, hanya 10 persen dari 196 penandatangan perjanjian yang disepakati di Cina itu yang merilis rencana aksi untuk melindungi alam. Pendanaan untuk melindungi alam kurang 20 miliar dolar AS setiap tahun dan hanya 2,8 persen laut dunia yang dilindungi "dengan efektif."

WWF memperingatkan kepunahan satwa liar mendekati "titik tidak bisa dipulihkan." Aktivis dan peneliti lingkungan mengatakan C0P16 peluang yang sangat penting bagi politisi untuk membawa dunia kembali ke jalurnya.

"Dunia menyepakati rencana ambisius untuk melindungi keanekaragaman planet ini, saat ini di Cali negara-negara sedang menerjemahkan ambisi itu ke aksi nyata," kata Direktur Eksekutif Organisasi Perlindungan Laut Ocean and Climate Platform Loreley Picourt.

Perwakilan negara-negara akan mencoba menyusun anggaran global untuk melindungi alam. Mereka juga akan menciptakan mekanisme untuk memastikan negara-negara melaksanakan janji mereka untuk melindungi hutan, sungai dan laut.

Direktur eksekutif sekretariat koalisi organisasi konservasi, Nature Positive Initiative Gavin Edwards mengatakan, Kolombia negara yang sempurna untuk menjadi tuan rumah COP16. Ia menambahkan karena Kolombia tidak hanya rumah bagi keanekaragaman hayati dan habitat alam yang luar biasa, negara ini juga memainkan peran pemimpin dalam menunjukkan bagaimana konservasi dilakukan untuk alam dan masyarakat.

"Namun di tengah pemilu di seluruh dunia, pertemuan-pertemuan penting lainnya, dan tekanan dari isu keamanan nasional dan internasional, pertemuan keanekaragaman hayati ini bersaing untuk mendapatkan perhatian dunia," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement