Rabu 23 Oct 2024 15:01 WIB

Pendanaan Jadi Agenda Utama Pertemuan Keanekaragaman Hayati PBB

Pada 2022, negara-negara maju sepakat menyediakan dana 20 miliar dolar AS per tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Pelaksanaan COP16 di Yumbo, Kolombia, Senin (21/10/2024).
Foto: Reuters/Luisa Gonzalez
Pelaksanaan COP16 di Yumbo, Kolombia, Senin (21/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CALI -- Pemimpin-pemimpin PBB dan perwakilan negara-negara menyatakan bahaa delegasi hampir 200 negara yang berkumpul di Pertemuan Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) harus segera bertindak untuk menyalurkan miliaran dolar AS untuk menghentikan kerusakan alam. 

"Planet ini tidak bisa membuang-buang waktu lagi, kami semua sepakat kami kekurangan pendanaan untuk misi ini," kata Menteri Lingkungan Hidup Kolombia dan Presidensi COP16 Susana Muhammad di pembukaan COP16 di Cali, Kolombia, Senin (21/10/2024).

Dua tahun lalu, negara-negara mengadopsi Kesepakatan Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal (GBF) yang berisi 23 target yang harus dicapai pada tahun 2030 untuk membantu menahan hilangnya keanekaragaman hayati. Tujuan utama COP16 adalah mencari tahu bagaimana mengimplementasikan kesepakatan itu yang membutuhkan 200 miliar dolar AS per tahun untuk konservasi.

Tahun lalu, negara-negara membentuk Anggaran Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global. Tapi para pembicar di pembukaan COP16 mengatakan sejauh ini baru hanya beberapa juta dolar AS yang masuk ke anggaran itu dan belum mencapai miliaran dolar AS.

Pada Ahad (20/10/2024) malam, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam delegasi dengan mengatakan dunia di luar jalur untuk memenuhi target 2030. Ia mengatakan para delegasi harus pulang dari COP16 dengan meninggalkan investasi baru yang signifikan yang sudah ditetapkan di anggaran keanekaragaman hayati global.

Dalam pleno pembukaan COP16, negosiator Brasil Andre Correa do Lago mengatakan kurangnya donasi pada anggaran itu menimbulkan kekhawatiran bahwa tidak ada cukup dana yang diperlukan untuk mencapai target-target GBF.

Pada tahun 2022, negara-negara maju sepakat menyediakan dana 20 miliar dolar AS per tahun pada 2025 untuk membantu negara-negara berkembang melindungi keanekaragaman hayati.

Berdasarkan data terbaru Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), negara-negara maju sudah mengumpulkan sekitar 15,4 miliar dolar AS per tahun untuk memenuhi janji itu. Correa do Lago mengatakan kekurangan harus ditutupi dengan cara yang tidak membuat negara berkembang jatuh pada utang.

Selain keuangan, Muhamad menyebutkan berbagai macam agenda yang harus dicapai agar COP16 dapat dianggap sukses, termasuk di antaranya adalah inventarisasi janji keanekaragaman hayati negara-negara, meningkatkan keterlibatan masyarakat adat dalam pengambilan keputusan konservasi, dan menyepakati cara bagi negara-negara untuk membayar untuk berbagi materi genetik.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement