REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Posyandu RW 15, Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Pusat. Kegiatan yang dilakukan pada Sabtu (7/9/2024) lalu itu difokuskan untuk mengatasi masalah stunting.
Kegiatan ini diprakarsai dan diadakan oleh dosen dan staf Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI bekerjasama dengan para kader posyandu RW 15. Adapun tema yang diangkat yakni "Pencegahan Dini Stunting Melalui Edukasi Gizi Seimbang, Variasi Makanan Sehat dan Kesadaran Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Ibu Balita terhadap Bahaya Malnutrisi pada Tumbuh Kembang dan Kecerdasan Anak”.
Alasan pemilihan RW 15 sebagai target pengabdian masyarakat adalah karena daerah ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, tingkat kemiskinan yang signifikan, dan tingkat kebersihan lingkungan yang rendah. Hal ini meningkatkan urgensi pemberikan edukasi mengenai malnutrisi dan stunting kepada masyarakat setempat.
Melalui edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menerapkan pola hidup sehat dan gizi seimbang dalam keluarga untuk mendukung perkembangan anak yang optimal.
Koordinator kegiatan yang juga dosen FKUI, Dr. drg. Dwirini Retno Gunarti, MS menekankan pentingnya kesadaran tentang pola makan sehat di tengah masyarakat. Materi penyuluhan utama "Bahaya Malnutrisi pada Tumbuh Kembang dan Kecerdasan Anak" disampaikan oleh Ria Andrienie yang juga mahasiswa Program Doktor Ilmu Gizi FKUI. Materi lainnya termasuk penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang dan variasi makanan sehat.
Kegiatan ini dihadiri oleh 50 orang peserta, yang terdiri dari 11 ibu hamil, 13 ibu menyusui, dan 26 ibu balita. Pada kegiatan ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan bagi anak-anak yang hadir. Peserta juga mendapat bantuan sembako
“Pelaksanaannya berjalan lancar, saat persiapan dan pelaksanaan antara tim posyandu dan pemuka masyarakat lain saling bekerjasama dengan baik, penerimaan masyarakat nya juga sangat baik. Harapannya adalah dengan melakukan penyuluhan secara rutin dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan dapat menurunkan angka resiko stunting” ujar drg. Dwirini dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/10/2024).
drg. Dwirini mengharapkan kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa memberikan dampak jangka panjang. Terutama dalam mencegah stunting dan memastikan tumbuh kembang anak-anak di wilayah RW 15 dapat berlangsung secara optimal.
Sementara, Ketua RW 15 Hasanuddin Ghozalli dan Ketua Posyandu Juriah memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Dalam sambutannya, mereka mengajak peserta untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan posyandu.
Untuk ketahui, masalah stunting merupakan salah satu agenda kesehatan nasional. Menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Pada 2022, prevalensi stunting pada anak dibawah lima tahun tercatat sebesar 31,8 persen. Kabar baiknya, pada 2022, Kementerian Kesehatan mencatat terjadi penurunan angka stunting menjadi 21,6 persen. Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah menurunkan kemampuan belajar anak dan meningkatkan resiko munculnya penyakit-penyakit kronis pada anak.