Selasa 29 Oct 2024 13:49 WIB

Fleksibilitas Pembiayaan Jadi Kunci Percepatan Transisi Energi

Pendekatan ini bertujuan mendukung perusahaan dalam menjalankan transisi energi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Ilustrasi pendanaan hijau.
Foto: Freepik
Ilustrasi pendanaan hijau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Definisi pembiayaan untuk membantu negara atau perusahaan beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan atau Keuangan Transisi tidak bisa disamakan di setiap negara atau wilayah.  Chief Regulatory Engagement Officer MUFG Bank, Tomohiro Ishikawa mengatakan, perbedaan kondisi antara negara maju dan berkembang, serta karakteristik unik masing-masing wilayah, menuntut pendekatan yang fleksibel dalam upaya pembiayaan untuk mencapai netralitas karbon atau Net Zero Emissions.

Pendekatan ini bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan dalam menjalankan strategi transisi menuju ekonomi rendah karbon dengan dukungan finansial dari sektor perbankan. Ishikawa menjelaskan Keuangan Transisi sebaiknya didefinisikan secara luas dan tidak mengacu pada satu standar yang kaku.

“Mungkin saja makna transisi di Indonesia, Jepang, Amerika Serikat, atau Eropa akan sangat berbeda. Jadi menurut saya, tidak masuk akal untuk mencoba membuat satu definisi konkret mengenai apa yang dimaksud dengan transisi atau Keuangan Transisi,” kata Ishikawa dalam acara bincang yang ditayangkan di akun Youtube The Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Ia menambahkan pihaknya lebih memilih mendukung strategi transisi klien korporat dalam rencana mereka melalui berbagai bentuk pembiayaan, tanpa terikat definisi tunggal. Menurutnya, ini akan memudahkan bank-bank global seperti MUFG untuk beradaptasi dengan kebutuhan unik tiap pasar.

Lebih lanjut, Ishikawa menekankan definisi yang terlalu kaku justru dapat menghambat upaya untuk memperluas cakupan pembiayaan transisi, terutama di negara berkembang yang membutuhkan fleksibilitas untuk mencapai tujuan iklim mereka.

“Saya lebih suka berpikir luas dan mengatakan kami mendukung strategi atau implementasi transisi klien korporat kami, kami dapat mendukung strategi, implementasi transisi mereka melalui pendanaan,” tuturnya.

Dalam mengimplementasikan prinsip Net Zero, Ishikawa menjelaskan peran penting dari Net Zero Banking Alliance (NZBA) yang melibatkan berbagai bank besar dari Eropa dan Asia.

“Aliansi ini bukan hanya komitmen menuju Net Zero, tetapi juga mendorong anggota untuk menetapkan target yang relevan untuk mengurangi emisi. Sembilan sektor dengan emisi tinggi diidentifikasi, dan bank anggota didorong menetapkan target di sektor-sektor tersebut untuk membantu klien mengurangi emisi mereka,” kata Ishikawa.

Net Zero Banking Alliance didirikan pada April 2021, enam bulan sebelum Konferensi Perubahan Iklim PBB di Glasgow. Aliansi ini dirancang sebagai wadah kolaborasi bagi lembaga keuangan untuk menetapkan sasaran emisi dalam berbagai sektor, termasuk energi, transportasi, dan industri berat, dengan panduan yang sejalan dengan target pembatasan pemanasan global 1,5 derajat Celsius sesuai dengan Kesepakatan Paris.

Menurut Ishikawa, keberagaman eksposur portofolio setiap bank terhadap sektor emisi tinggi membutuhkan pendekatan spesifik dan tidak bisa diterapkan dalam satu ukuran.

“Portofolio pinjaman Anda atau di mana Anda beroperasi, bisa jadi memiliki lebih banyak eksposur ke sektor tertentu atau lebih sedikit. Net Zero Banking Alliance memberi tahu anggota bahwa sembilan sektor ini adalah tempat di mana Anda bisa membuat dampak paling besar,” katanya.

Dengan demikian, MUFG terus memperkuat posisi mereka sebagai katalisator transisi dalam perbankan dengan fokus pada mobilisasi modal yang berkelanjutan.

Ishikawa menyoroti meski perbankan transisi secara luas tidak memerlukan definisi global yang terpaku, produk khusus seperti dana hijau atau dana transisi memang membutuhkan definisi konkret karena mereka dipasarkan kepada investor. Hal ini dilakukan untuk memastikan transparansi dan kepastian terhadap kategori investasi yang dibeli oleh investor.

“Ketika kita berbicara tentang keuangan transisi secara luas, saya rasa kita tidak perlu mencoba membuat definisi umum global. Namun, jika Anda menjual dana hijau atau dana transisi, jelas Anda harus memiliki definisi yang konkret tentang apa itu hijau atau transisi,” jelasnya.

Pandangan Ishikawa ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri perbankan global dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, terutama di tengah perbedaan geografis dan regulasi yang ada di setiap negara.

MUFG Bank, sebagai salah satu anggota Net Zero Banking Alliance, berkomitmen untuk bekerja sama dengan klien korporat di seluruh dunia dalam upaya mengurangi emisi sambil memastikan fleksibilitas bagi setiap pasar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement