Ahad 03 Nov 2024 18:00 WIB

Spanyol Kerahkan 5.000 Personel Cari Korban Banjir

Perubahan iklim mengakibatkan peristiwa cuaca ekstrem semakin sering terjadi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Mobil berserakan di pinggir jalan utama pascabanjir di Valencia, Spanyol, Jumat, 1 November 2024.
Foto: AP Photo/Alberto Saiz
Mobil berserakan di pinggir jalan utama pascabanjir di Valencia, Spanyol, Jumat, 1 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan banjir paling mematikan dalam sejarah negaranya menewaskan 214 orang. Angka itu diperkirakan masih bertambah.

Dalam pidato yang ditayangkan stasiun televisi, Sanchez mengatakan Pemerintah Spanyol mengirimkan 5.000 pasukan tambahan untuk membantu pencarian dan pembersihan setelah mengerahkan 2.500 pasukan. Pengiriman ini dilakukan empat hari setelah hujan deras yang mengguyur Valencia memicu banjir mematikan.

"Ini operasi terbesar Angkatan Bersenjata Spanyol di masa damai, pemerintah akan memobilisasi semua sumber daya yang dibutuhkan," kata Sanchez, Sabtu (2/11/2024).

Pemerintah daerah Valencia mengatakan total korban jiwa di daerah itu 211 orang, ditambah dua orang dari Castilla La Mancha dan satu di Andalusia. Tragedi ini menjadi bencana banjir paling mematikan di Eropa sejak 1967 ketika 500 orang tewas di Portugal.

Harapan menemukan penyintas naik ketika tim penyelamat menemukan seorang perempuan berhasil selamat setelah tiga hari terjebak di tempat parkir di Montcada, Valencia. Warga bertepuk tangan ketika kepala perlindungan sipil Martin Perez mengumumkan hal tersebut.

"Kami merasa diabaikan, banyak orang yang membutuhkan bantuan, tidak hanya rumah saya, semua rumah dan kami membuang furnitur, kami membuang semuanya," kata seorang pemilik toko berusia 74 tahun, Emilia di Picanya, Valencia.

Ia bertanya kapan bantuan datang dengan kulkas dan mesin cuci. "Karena kami bahkan tidak mencuci pakaian kami dan kami tidak bisa mandi," katanya.

Seorang perawat Maria Jose Gilabert mengatakan sampai saat ini listrik di Picanya masih padam. Ia mengatakan bantuan datang dari berbagai penjuru di Spanyol. "Tapi butuh waktu lama sebelum tempat ini bisa dihuni kembali," katanya.

Badai memicu peringatan cuaca di Kepulauan Balearic, Catalonia, dan Valencia. Diperkirakan hujan akan terus turun selama akhir pekan.

Para ilmuwan mengatakan  perubahan iklim mengakibatkan peristiwa cuaca ekstrem semakin sering terjadi di Eropa, dan belahan bumi lainnya . Ahli meteorologi berpendapat pemanasan Mediterania, yang meningkatkan penguapan air, berperan penting dalam membuat hujan semakin deras.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement