Rabu 06 Nov 2024 16:35 WIB

Air Kunci Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan infrastruktur air membutuhkan dana yang sangat besar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Warga melihat Bendungan Pamukkulu di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/7/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Warga melihat Bendungan Pamukkulu di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Air (UN-Water) Retno Marsudi mengatakan air kunci utama pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang memungkinkan tercapainya perdamaian dan kemakmuran. Ia mengajak anggota dan mitra UN-Water untuk bekerja sama lebih keras dan lebih erat, baik di dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun dengan mitra kerja eksternal.

“Kerja sama dan kolaborasi adalah kunci untuk mempercepat kemajuan, khususnya mengingat upaya penanganan air di dunia saat ini dihadapkan pada dua kendala besar–keterbatasan sumber daya dan keterbatasan waktu," kata Retno di Pertemuan ke-40 UN-Water, mekanisme koordinasi seluruh badan PBB bagi pemajuan isu air, di New York (4/11).

Laporan Bank Dunia menunjukkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. "Hingga tahun 2030, pembangunan infrastruktur air di seluruh dunia akan membutuhkan 6,7 triliun dolar AS," kata Retno dalam pernyataannya.

Ia juga mengingatkan waktu untuk meningkatkan infrastruktur air di seluruh dunia terbatas. Retno mengatakan kini tinggal dua tahun menjelang Konferensi Air PBB berikutnya pada 2026; 4 tahun hingga akhir Dekade Aksi Air pada 2028; dan 6 tahun hingga target pencapaian Agenda 2030.

"Oleh karena itu, kita perlu memastikan penguatan sarana implementasi, termasuk pendanaan untuk air dan sanitasi," kata Retno. Ia mengajak anggota dan mitra UN-Water meningkatkan upaya pencapaian target air dan sanitasi.

Dimulainya pelaksanaan tugas Utusan Khusus Retno Marsudi mendapat sambutan hangat dari seluruh badan dan organisasi di bawah sistem PBB.  “Selamat datang di keluarga besar PBB. Kami berharap dapat bekerja sama lebih erat dengan Anda," kata Ketua UN-Water dan Presiden Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian (IFAD) Alvaro Lario.

Sejalan dengan seruan yang disampaikan Retno, Lario menambahkan pentingnya pengarusutamaan air ke dalam semua agenda pembahasan dan proses PBB yang relevan, termasuk dalam agenda Pembiayaan untuk Pembangunan (Financing for Development).

Retno juga memaparkan tiga prioritas yang akan memandu pelaksanaan mandatnya ke depan. “Saya menyebutnya Triple A. Advocacy (Advokasi), Align (Penyelarasan), dan Accelerate (Percepatan), advokasi sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa air merupakan agenda politik tertinggi," katanya.

Retno mengatakan advokasi juga akan memastikan komitmen politik diwujudkan dalam tindakan nyata. Kedua, ia menyoroti penyelarasan (aligning) sangat penting untuk mencapai tujuan bersama. Sementara, penyelarasan akan memungkinkan para pihak yang terlibat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama khususnya implementasi Strategi PBB untuk Air dan Sanitasi secara menyeluruh.

Terakhir, ia menekankan ada kebutuhan mendesak bagi sistem PBB untuk mempercepat (accelerating) pelaksanaan tugas mereka di bidang air dan sanitasi, dan menghindari pendekatan 'bisnis seperti biasa' (business as usual).

Pertemuan UN-Water merupakan pertemuan dua tahunan yang diselenggarakan PBB untuk memastikan kolaborasi dan keselarasan di antara badan-badan dan mitra kerja PBB di sektor air. Pertemuan ini diselenggarakan selama dua hari (4 dan 5 November 2024), dengan dihadiri lebih dari 130 peserta, dari seluruh anggota dan mitra UNWater.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement