Kamis 21 Nov 2024 13:41 WIB

Menanti Hasil Perundingan COP29

Tujuan utama COP29 menyepakati target baru pendanaan iklim.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Anggota delegasi berjalan di area pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim (COP29) di Baku, Azerbaijan, Ahad (10/11/2024).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Anggota delegasi berjalan di area pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim (COP29) di Baku, Azerbaijan, Ahad (10/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU — Perundingan di Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) sudah memasuki tahap terakhir. Azerbaijan mengungkapkan sejumlah perkembangan negosiasi sejauh ini.

Pertemuan yang fokus pada target pendanaan iklim yang  dimulai pada 11 November, akan resmi berakhir pada Jumat (22/11/2024).

Baca Juga

Delegasi hampir 200 negara menghabiskan satu pekan pertama mereka untuk menyepakati berbagai masalah termasuk pendanaan iklim, pasar karbon, masa depan bahan bakar fosil dan upaya mitigasi kenaikan suhu bumi. Masalah-masalah yang belum selesai diserahkan ke menteri-menteri yang dapat menggunakan pengaruh politik untuk meraih berbagai kesepakatan.

Langkah selanjutnya menyaring teks rancangan yang berisi berbagai macam pilihan kata menjadi dokumen akhir yang dapat diadopsi melalui konsensus di akhir pertemuan. Rancangan ini akan diterbitkan secara berkala oleh Azerbaijan sebagai tuan rumah dan Presidensi COP29 saat mereka mulai mencari kesepakatan yang dapat diterima semua pihak.

Tujuan utama COP29 adalah menyepakati target baru jumlah dana yang digunakan untuk membantu negara berkembang menghadapi perubahan iklim dan melaksanakan transisi energi bersih. Tenggat waktu janji negara kaya menyalurkan dana 100 miliar dolar AS per tahun untuk membantu negara berkembang mengatasi perubahan iklim akan berakhir pada 2025.

Pakar mengatakan negara-negara berkembang membutuhkan dana 1 triliun dolar AS per tahun sampai 2030 untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta mendukung transisi dari bahan bakar fosil ke energi yang lebih bersih. Fokus di ruang-ruang negosiasi ditentukan struktur target pendanaan iklim yang baru, termasuk apa saja yang masuk dalam pendanaan iklim dan siapa yang harus berkontribusi.

Ketika semua itu disepakati pihak-pihak penandatangan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), maka delegasi mulai membahas besaran target pendanan iklim.

Hingga saat ini para delegasi COP29 masih kesulitan untuk melanjutkan kesepakatan COP28 tahun lalu mengenai transisi dari bahan bakar fosil ke energi bersih. Negara-negara Eropa ingin melihat komitmen itu dirujuk pada semua kesepakatan di Baku untuk menegaskan pentingnya hal ini diimplementasikan menjadi tindakan. Sementara, negara-negara Arab menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan.

COP29 dimulai dengan pembicaraan mengenai standar kualitas pasar kredit karbon. Namun, masih banyak yang perlu disepakati, seperti mengenai aturan pengungkapan dan bagaimana melacak hasil perdagangan tersebut.

Bila kesepakatan soal kredit karbon sudah disepakati. Pasar karbon diharapkan dapat mendanai miliaran dolar AS proyek-proyek pemangkasan emisi gas rumah kaca seperti reforestasi. Tanpa pengawasan yang memadai, kredit karbon dikhawatirkan tidak memberi manfaat sebesar yang dijanjikannya.

Pertemuan Perubahan Iklim PBB jarang selesai tepat waktu. COP28 di Dubai ditutup hampir satu hari setelah tenggat waktu awal; COP27 di Mesir selesai sekitar 36 jam setelah tenggat waktu awal.

Pada jam-jam terakhir, para delegasi melakukan konsultasi tertutup dengan presiden mengenai kesepakatan-kesepakatan yang diusulkan, seringkali hingga malam hari, untuk mencari sesuatu yang dapat diadopsi melalui konsensus.

Setelah selesai, setiap negara dipanggil ke aula utama untuk memulai proses persetujuan formal yang berlangsung selama berjam-jam.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement