Senin 02 Dec 2024 20:11 WIB

Bank Mandiri Terapkan Standar Internasional dalam Penyaluran Kredit

Portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mencatat pertumbuhan sebesar 12,8 persen.

Bank Mandiri berkomitmen untuk konsisten menerapkan kebijakan kredit yang prudent dan berorientasi pada keberlanjutan. Hal ini dilakukan guna memastikan setiap pembiayaan yang diberikan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan mendukung praktik bisnis yang bertanggung jawab.
Foto: Bank Mandiri
Bank Mandiri berkomitmen untuk konsisten menerapkan kebijakan kredit yang prudent dan berorientasi pada keberlanjutan. Hal ini dilakukan guna memastikan setiap pembiayaan yang diberikan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan mendukung praktik bisnis yang bertanggung jawab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri berkomitmen untuk konsisten menerapkan kebijakan kredit yang prudent dan berorientasi pada keberlanjutan. Hal ini dilakukan guna memastikan setiap pembiayaan yang diberikan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan mendukung praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Senior Vice President ESG Group Head Bank Mandiri Citra Amelya Pane menyatakan Bank Mandiri telah memperkuat kebijakan kreditnya dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam proses persetujuan kredit pada 12 sektor, yaitu Agriculture (Pertanian), Construction (Konstruksi), Energy (Energi), Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), Metal Mining (Pertambangan Logam), Coal (Batu Bara), Shipyard (Galangan Kapal), Health Care & Pharmaceutical (Kesehatan dan Farmasi), Pulp & Paper (Kertas dan Pulp), Telecommunication (Telekomunikasi), Transportation (Transportasi), serta Oil & Gas (Minyak dan Gas).

Baca Juga

Misalnya, dalam sektor kelapa sawit, Bank Mandiri bekerja sama dengan perusahaan yang telah mematuhi komitmen No Deforestation, No Peatland Expansion, and No Exploitation (NDPE), serta memiliki sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) maupun Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Langkah ini bertujuan untuk menghindari pembiayaan pada proyek yang berpotensi merusak lingkungan, seperti deforestasi, penanaman di lahan gambut, atau eksploitasi tenaga kerja.

Selain itu, dalam sektor industri kertas dan pengemasan, Bank Mandiri juga memberikan pembiayaan untuk produk kehutanan berkelanjutan kepada perusahaan yang memiliki dokumen sertifikat legalitas kayu dengan skema Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), sertifikasi Forestry Stewardship Council (FSC), atau sertifikat lainnya yang diakui secara lokal dan internasional.

“Pendanaan ini mendukung upaya pelestarian ekosistem, pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, dan rehabilitasi lahan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan. Selain pengembangan sectoral credit policy/kebijakan kredit sektoral, Bank Mandiri juga menerapkan Environment Social Risk Management (ESRM) melalui penggunaan Environmental and Social Compliance Checklist (ESCC),” jelas Citra.

Ia menyatakan checklist ini dirancang berdasarkan delapan parameter utama yang merujuk pada Performance Standards dari standar global. Dengan kerangka kerja yang komprehensif ini, Bank Mandiri melakukan penilaian terhadap kepatuhan debitur wholesale terhadap berbagai aspek keberlanjutan, termasuk risiko fisik dan transisi, penerapan hak asasi manusia, proses pengadaan lahan yang sesuai dengan regulasi, serta turut menjaga keanekaragaman hayati.

“Pendekatan ini tidak hanya memastikan praktik bisnis yang bertanggung jawab, tetapi juga membantu mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau tindak lanjut, mendukung debitur dalam mengadopsi praktik berkelanjutan, serta memitigasi risiko lingkungan serta sosial. Komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan terus dibuktikan dengan peningkatan signifikan dalam portofolio pembiayaan berkelanjutan,” papar Citra.

Hingga September 2024, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mencatat pertumbuhan sebesar 12,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 285 triliun. Dari jumlah tersebut, portofolio hijau mencatat pertumbuhan yang signifikan, yaitu 16,4 persen, dengan total Rp 142 triliun. Salah satu kontribusi utama berasal dari sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan sebesar Rp 107 triliun.

Melalui inisiatif-inisiatif ini, Bank Mandiri tidak hanya memastikan pembiayaan yang dilakukan sejalan dengan pembangunan berkelanjutan tetapi juga berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Langkah ini sejalan dengan komitmen global untuk memerangi perubahan iklim, mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon, dan memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai mitra strategis dalam menciptakan masa depan yang hijau dan berkelanjutan.

Berbagai inisiatif tersebut, lanjutnya merupakan bentuk keseriusan Bank Mandiri untuk memperkuat komitmennya untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada tahun 2030 dan pembiayaan pada tahun 2060 atau lebih cepat melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap lini bisnis dan operasional perusahaan.

Dengan visi "Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future," Bank Mandiri mengembangkan ESG Framework yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu: Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability Beyond Banking. Pilar-pilar ini menjadi landasan strategis dalam upaya Bank Mandiri untuk mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement