Selasa 17 Dec 2024 21:56 WIB

Bisnis Solar PV dan Baterai Storage Masih Menjanjikan Tahun Depan

Perkembangan EBT banyak tantangan, Bisnis Solar PV tahun depan diprediksi naik

Petugas melakukan perawatan terhadap panel surya di atap gedung Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (9/8/2024).  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mencapai US$ 1,23 miliar pada tahun 2024. Kementerian ESDM menyampaikan realisasi investasi di sektor EBTKE sepanjang semester I 2024 telah mencapai US$565 juta atau setara 45,86% dari target. Sejumlah jenis EBT seperti energi surya, panas bumi, air, hingga bioenergi termasuk biogas dan biomassa menjadi penopang raihan investasi selama semester pertama tahun ini
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan perawatan terhadap panel surya di atap gedung Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (9/8/2024). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mencapai US$ 1,23 miliar pada tahun 2024. Kementerian ESDM menyampaikan realisasi investasi di sektor EBTKE sepanjang semester I 2024 telah mencapai US$565 juta atau setara 45,86% dari target. Sejumlah jenis EBT seperti energi surya, panas bumi, air, hingga bioenergi termasuk biogas dan biomassa menjadi penopang raihan investasi selama semester pertama tahun ini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaperhelatan COP 29 di Azerbaijan, analis energi menilai perkembangan bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) mengalami tantangan serius. Meski begitu, sektor solar PV dan baterai penyimpanan energi (batery storage) diprediksi akan tumbuh signifikan pada tahun depan.

Artem Abramov, Kepala Penelitian Clean Tech Rystad Energy menilai perkembangan proyek transisi energi bukan tanpa hambatan. Namun, penurunan biaya penyimpanan energi dan maturasi pasar karbon menawarkan peluang untuk memperbaiki efisiensi struktural serta mempercepat kemajuan menuju ekonomi rendah karbon.

"Meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi dan kebijakan, pasar energi rendah karbon terus menunjukkan ketahanan. Proyeksi pertumbuhan energi surya, kemajuan teknologi penyimpanan baterai, serta pemulihan biofuel menjadi bukti inovasi dan adaptasi yang dilakukan sektor ini," kata Abramov, Selasa (17/12/2024).

Pasar solar photovoltaic (PV) diproyeksikan tumbuh signifikan dengan tambahan energi sekitar 600 TWh pada 2025. Angka ini untuk pertama kalinya menyamai pertumbuhan energi primer tahunan dari minyak.

Dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan minyak mentah, pertumbuhan solar PV ini akan menghasilkan energi yang lebih bermanfaat, setara dua hingga tiga kali lipat lebih banyak.

Meskipun tantangan harga tangkap energi yang terus menurun masih ada, biaya penyimpanan baterai yang mencapai rekor terendah memberikan dukungan tepat waktu bagi sektor ini.

"Teknologi penyimpanan energi menjadi solusi penting untuk optimalisasi produksi dan pemanfaatan energi terbarukan," kata Abramov.

Pasar biofuel regional menunjukkan potensi pemulihan seiring mulai diberlakukannya kewajiban pencampuran (blending obligations). Hal ini meningkatkan permintaan dan stabilitas pasar, sejalan dengan upaya dekarbonisasi di sektor transportasi di berbagai kawasan.

Pasar karbon Uni Eropa diprediksi mengalami kemajuan signifikan dengan percepatan penghapusan alokasi emisi gratis serta penerapan mekanisme Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM). Langkah ini bertujuan mendorong produksi yang lebih bersih serta memfasilitasi investasi dalam teknologi berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement