REPUBLIKA.CO.ID,ROMA -- Badan Pangan PBB (WFP) melaporkan lebih dari 40 juta orang di kawasan Afrika Barat dan Tengah tengah menghadapi krisis kerawanan pangan. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 52 juta orang pada pertengahan tahun depan jika tidak ada tindakan yang signifikan.
Dalam laporan tersebut, WFP mengungkapkan sekitar 3,4 juta orang saat ini berada dalam kondisi "tingkat kelaparan darurat," meningkat sekitar 70 persen sejak pertengahan tahun ini. Konflik berkepanjangan, pengungsian massal, instabilitas ekonomi, serta dampak perubahan iklim disebut sebagai faktor utama yang memperparah situasi.
Direktur Regional WFP untuk Afrika Barat, Margot van der Velden, menekankan pentingnya kesiapan dan perencanaan yang matang untuk memutus siklus kelaparan di kawasan tersebut.
“Kami membutuhkan pendanaan yang tepat waktu, fleksibel, dan dapat diprediksi untuk menjangkau orang-orang yang terdampak krisis dengan bantuan yang dapat menyelamatkan nyawa,” ujar Van der Velden, Sabtu (21/12/2024).
Ia juga menekankan perlunya investasi besar-besaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan, memperkuat tindakan antisipatif, dan membangun ketahanan masyarakat guna mengurangi ketergantungan pada bantuan kemanusiaan.
WFP mencatat konflik yang berkepanjangan di kawasan Sahel serta perang sipil di Sudan telah memaksa lebih dari 10 juta orang mengungsi. Bencana alam, seperti banjir besar di Nigeria dan Chad pada awal tahun ini, turut memperburuk kondisi yang sudah rentan.
Meskipun situasinya masih mengkhawatirkan, laporan WFP mencatat adanya penurunan estimasi jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mencapai 7,7 juta orang.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh curah hujan yang lebih baik dari rata-rata dan perbaikan kecil dalam kondisi yang memengaruhi ketahanan pangan. Namun, WFP memperingatkan bahwa perbaikan tersebut bersifat sementara dan situasi tetap sangat rentan.
Diperkirakan pada tahun depan, hampir satu dari sepuluh orang di Afrika Barat dan Tengah akan menghadapi kerawanan pangan. Dengan populasi kawasan yang diperkirakan mencapai lebih dari setengah miliar orang menurut Bank Dunia, krisis ini memerlukan perhatian mendesak dan tindakan nyata dari komunitas internasional.
WFP mendesak adanya kolaborasi global untuk memastikan pendanaan yang stabil, dukungan berkelanjutan, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif guna mengatasi krisis kerawanan pangan yang semakin memburuk di kawasan tersebut.