REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan target ambisius untuk memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 61-66% di bawah level tahun 2005 pada 2035. Langkah ini diumumkan hanya sebulan sebelum Donald Trump dijadwalkan kembali menjabat sebagai Presiden AS.
Dalam kontribusi yang ditetapkan secara nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) di bawah Perjanjian Paris, pemerintahan Biden menegaskan komitmennya untuk mempercepat transisi menuju ekonomi berbasis energi bersih dan mencapai target netral karbon (net-zero emissions) selambatnya pada 2050.
Pengumuman ini memiliki konteks historis yang penting. Pada 4 November 2019, Donald Trump, saat menjabat sebagai Presiden AS, memulai proses penarikan AS dari Perjanjian Paris dengan alasan beban ekonomi yang dianggap merugikan negara. Penarikan tersebut secara resmi berlaku setahun kemudian.
"Langkah ini memastikan Amerika Serikat berada di jalur yang jelas dan dipercepat untuk mencapai netralitas karbon di seluruh sektor ekonomi paling lambat tahun 2050," ujar Biden.
Presiden Biden menekankan urgensi krisis iklim. Salah satu komponen utama dari target 2035 ini adalah pengurangan emisi metana sebesar 35% dibandingkan level tahun 2005.
"Memangkas emisi metana adalah cara tercepat untuk mengurangi pemanasan global dalam jangka pendek dan menjadi pelengkap penting bagi mitigasi CO2," tambah Biden.
Selain fokus pada pengurangan emisi, pemerintahan Biden menyoroti manfaat transisi energi bersih bagi pekerja dan konsumen Amerika. Target ini tidak hanya mencerminkan komitmen AS terhadap aksi iklim global tetapi juga upaya untuk memastikan perekonomian AS tetap kompetitif dalam era transisi energi bersih dunia.
"Revolusi energi bersih sedang dibangun di Amerika, dan itu tidak akan bisa dibalikkan," tegas Biden.