Kamis 26 Dec 2024 20:40 WIB

Pemimpin Eropa Didesak Bertindak Atasi Perubahan Iklim

Banjir di Spanyol yang menewaskan ratusan orang jadi peringatan keras.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Mobil terendam pascabanjir di Valencia, Spanyol, Jumat, 1 November 2024.
Foto: AP Photo/Alberto Saiz
Mobil terendam pascabanjir di Valencia, Spanyol, Jumat, 1 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gelombang panas dan kebakaran hutan menerjang Eropa selama satu tahun terakhir. Dampak menghancurkan perubahan iklim ini menjadi pengingat untuk menanggapi dengan serius peringatan dari ilmuwan, aktivis, dan masyarakat.

Kepala Bidang Iklim Climate Action Network (CAN) Eropa, Sven Harmeling melihat hanya ada sedikit alasan untuk optimistis. Ia yakin sudah saatnya untuk membunyikan lonceng peringatan bagi para pembuat kebijakan Eropa di semua tingkatan.

Harmeling mengatakan bencana-bencana alam yang terjadi di Eropa juga menimpa wilayah lain di dunia. Hal ini mengonfirmasi apa yang sudah lama diprediksi para pakar iklim.

"Kita sudah memiliki banyak penelitian, temuan dan apa yang telah kami lihat mengkonfirmasi prediksi ilmiah," kata Harmeling seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (26/12/2024).

Ia mencontohkan banjir yang terjadi di Valencia, Spanyol bulan Oktober dan November lalu. Ketika curah hujan yang tinggi mengakibatkan banjir dan menewaskan lebih dari 220 orang. Selain banjir, peristiwa cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan dan gelombang panas juga menjadi sinyal peringatan bagi pembuat kebijakan.

"Sangat penting membunyikan bel bagi pembuat kebijakan Eropa di semua tingkatan, mereka harus fokus dalam mengurangi emisi yang masih menjadi pendorong utama perubahan iklim dan menerapkan langkah-langkah preventif dan adaptasi iklim," kata Harmeling.

Ia menekankan langkah-langkah ini tidak hanya berarti menahan emisi gas rumah kaca. Tapi juga melindungi kota-kota, infrastruktur dan rantai pasokan dari dampak perubahan iklim.

Harmeling menambahkan, tugas penting Komisi Eropa yang akan datang adalah mengintensifkan respons Uni Eropa terhadap krisis Iklim. Meski semua negara anggota Uni Eropa sudah mengembangkan sejumlah strategi adaptasi iklim, menurut Harmeling, rencana-rencana itu kerap tidak mendapat anggaran dan sumber daya yang memadai.

Ia mengatakan tanggung jawab atas strategi-strategi itu kerap menyebar ke berbagai kementerian karena berdampak ke berbagai bidang. Harmeling mencatat koordinasi efektif di berbagai lembaga pemerintah dan implementasi rencana yang terstruktur sangat penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Ia mendesak negara-negara Eropa untuk meningkatkan strategi adaptasinya agar lebih mungkin diterapkan dan berdampak.  Di tingkat Uni Eropa, Harmeling menguraikan “daftar tugas” untuk Komisi Eropa yang baru, termasuk kebutuhan untuk memperkuat pendekatan adaptasi blok tersebut dan memberikan rencana adaptasi Eropa yang lebih konkret dan mengikat.

“Sangatlah penting untuk menemukan cara-cara untuk memperkuat dan merampingkan implementasi di seluruh negara anggota,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement