Senin 30 Dec 2024 13:33 WIB

IPCC Teliti Ancaman Perubahan Iklim di Asia Tenggara, Semarang Jadi Sorotan

Laporan ini bukan sekadar dokumen iklim biasa.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Foto udara sejumlah kendaraan melintas di jalur pantura pascabanjir di kawasan Jalan Kaligawe Raya-Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Foto udara sejumlah kendaraan melintas di jalur pantura pascabanjir di kawasan Jalan Kaligawe Raya-Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan penelitian perubahan iklim PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) akan merilis laporan khusus tentang perubahan iklim dan kota-kota pada tahun 2027. Dalam opini yang dipublikasikan di The Straits Times, Kepala Kelompok Kerja II IPCC, Winston Chow, bersama pejabat sains Mukesh Gupta, menekankan pentingnya laporan ini terhadap kota-kota di Asia Tenggara.

Mereka menyoroti inisiatif hijau yang diterapkan di Penang, Malaysia, termasuk Penang Green Agenda, yang fokus pada pengurangan limbah, energi terbarukan, dan keanekaragaman hayati perkotaan. Sementara, kota pesisir Semarang di Indonesia juga mengadopsi pendekatan inklusif yang dipimpin komunitas untuk mengurangi risiko banjir perkotaan akibat kenaikan permukaan laut.

Baca Juga

"(Semarang) juga mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya dan limbah menjadi energi sebagai opsi sumber energi terbarukan," kata Chow dan Gupta dalam publikasi mereka, Senin (30/12/2024).

Chow dan Gupta menjelaskan dualitas kota-kota ini yang berada dalam risiko tinggi terhadap dampak perubahan iklim namun juga memiliki potensi untuk menghentikan penyebab pemanasan menunjukkan betapa pentingnya bagi para pembuat kebijakan untuk memiliki informasi ilmiah terkini mengenai tindakan adaptasi dan mitigasi iklim yang efektif.

Chow dan Gupta mengatakan laporan ini bukan sekadar dokumen iklim biasa. Laporan IPCC tersebut diharapkan menjadi panduan yang disesuaikan untuk kota-kota di kawasan Asia Tenggara dalam menghadapi tantangan iklim spesifik mereka. Laporan ini akan memberikan informasi penting, termasuk kasus-kasus sukses dalam pengurangan risiko iklim dan emisi, serta strategi yang dapat diterapkan di konteks perkotaan.

"Ini adalah pertama kalinya kota-kota menjadi fokus utama dalam laporan khusus IPCC. Laporan sebelumnya lebih banyak membahas dampak perubahan iklim pada lautan, cryosphere, dan daratan. Namun, kota-kota merupakan titik panas emisi dan dampak iklim, sekaligus menjadi tempat berkumpulnya aktor-aktor kunci dalam mitigasi, inovasi, dan ketahanan," tulis Chow dan Gupta.

Menurut mereka, laporan IPCC tentang kota-kota akan memberikan peta jalan yang sangat dibutuhkan, dengan strategi yang disesuaikan untuk konteks perkotaan, memungkinkan kota-kota untuk mengembangkan model-model sukses dan berbagi wawasan. Chow dan Gupta menekankan meskipun pekerjaan IPCC mungkin tampak kompleks, memahami prosesnya adalah kunci untuk menghargai pentingnya laporan khusus ini.

Chow dan Gupta menjelaskan IPCC mengandalkan keahlian sukarela dari ribuan ilmuwan dan praktisi di seluruh dunia, mensintesis berbagai wawasan menjadi laporan komprehensif yang memandu kebijakan dan tindakan iklim global. IPCC dibagi menjadi tiga kelompok kerja, di mana Kelompok Kerja II berfokus pada dampak perubahan iklim, adaptasi, dan kerentanan.

Chow dan Gupta, yang berbasis di unit dukungan teknis IPCC di Singapura, bersama dengan tim di Delft, Belanda, bertugas memimpin laporan ini. Mereka berkomitmen untuk memastikan laporan ini inklusif. Mereka mengajak para ilmuwan muda, perencana kota, dan pembuat kebijakan regional untuk berkontribusi dengan wawasan dan perspektif mereka, sehingga laporan ini mencerminkan tantangan dan peluang unik yang dihadapi kota-kota di berbagai konteks fisik, spasial, dan sosial.

Laporan ini diharapkan dapat mendorong rasa kepemilikan yang lebih kuat di antara pemangku kepentingan perkotaan di kawasan ini dan sekitarnya, memastikan  mereka merasa terwakili  laporan tersebut dan membuat temuan-temuannya lebih relevan untuk tindakan nyata.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement